Upacara Adat Timug Bensalui Sambut Rombongan Pangdam II Sriwijaya di Bandara Kol RA Bessing Malinau

Upacara adat Suku Tidung Timug Bensalui sambut rombongan Pangdam II Sriwijaya di Bandara Kol RA Bessing Malinau.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/MOHAMMAD SUPRI
Ketua Adat Suku Tidung Desa Malinau Seberang, Basrin Ilak dan Rombongan saat Memimpin Upacara Timung Bensalui untuk Menyambut Rombongan Pangdam II/Sriwijaya di Bandara Kol RA Bessing, Kecamatan Malinau Kota, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Selasa (17/11/2020). (TribunKaltara.com / Mohammad Supri) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Upacara adat suku Tidung Timug Bensalui sambut rombongan Pangdam II Sriwijaya di Bandara Kol RA Bessing Malinau.

Rombongan Pangdam II/Sriwijaya tiba di Bandara Kol RA Bessing Malinau menggunakan helikopter, Selasa (17/11/2020).

Setibanya di Kabupaten Malinau, rombongan disambut Upacara adat penyambutan tamu dari suku adat Tidung, Timug Bensalui.

Baca juga: 11 Ribu Lebih Warga Belum Perekaman e-KTP, Disdukcapil Kaltara Lakukan Layanan Jemput Bola

Baca juga: Plt Bupati Malinau Topan Amrullah Ingatkan PNS Jaga Netralitas, Waspadai Penggunaan Simbol di Medsos

Baca juga: Copot Jenderal Lingkaran Jokowi, Kapolri Idham Azis Terbitkan Telegram Rahasia Libatkan Listyo Sigit

Iring-iringan musik tradisional khas suku adat Tidung turut diperdendangkan oleh dua pemain gamelan untuk mengiringi penyambutan.

Timug Bensalui merupakan prosesi adat penyambutan suku adat Tidung yang kerap dipertontonkan dalam upacara penyambutan tamu di Kabupaten Malinau.

Upacara penyambutan rombongan Pangdam II/Sriwijaya dipimpin oleh Ketua Adat suku Tidung Desa Malinau Seberang, Basrin Ilak.

Basrin mengatakan Timug Bensalui berasal dari bahasa suku Tidung, yang artinya air penyejuk.

"Ini merupakan upacara penyambutan tamu suku adat Tidung, namanya Timug Bensalui. Timug Bensalui artinya air penyejuk," ungkap Basrin saat ditemui TribunKaltara.com seusai acara penyambutan.

Dalam upacara tersebut, dua orang gadis membawa wadah yang dilapisi kain berwarna serba kuning.

Wadah tersebut kemudian dibacakan doa-doa dalam bahasa suku Tidung dan bacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Basrin selaku Tetua yang memimpin upacara.

Selesai dibacakan, air dari wadah disapukan ke kedua telapak tangan dan dada para tamu dengan menggunakan kuas tradisional terbuat dari daun yang diikat kain kuning.

Basrin mengatakan, Timug Bensalui bertujuan untuk menyejukkan suasana hati tamu yang datang.

"Melalui Timug Bensalui, kita harapkan agar suasana hati tamu-tamu yang datang menjadi sejuk, seperti sejuknya air penyejuk tadi," ujarnya.

Basrin mengatakan, prosesi tersebut dapat dimaknai agar kedatangan tamu membawa keberkahan, kemanfaatan, kedamaian, sejahtera dan harmonis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved