Genjot Hilirisasi Biji Kopi Petani Malinau, Ketua Apekimal : Terapkan Metode Pemasaran Satu Pintu
Genjot hilirisasi biji kopi petani Malinau, Ketua Apekimal : terapkan metode pemasaran satu pintu.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
Tak hanya di sektor hulu, tentang bagaimana cara menanam, merawat hingga memperlakukan hasil panen.
Petani turut dibekali pengetahuan mengenai hilirisasi produk. Metode-metode pemasaran, pengemasan dan sertifikasi produk merupakan hal yang tak kalah penting.
Jika diberi treatment khusus kata Leri, hasil panen petani juga tak kalah dari kualitas produk dari luar.
"Produk kita juga punya daya saing di luar. Jika metodenya tepat, promosi juga baik. Biji kopi lokal juga tidak kalah dengan produk luar," ungkapnya.
Leri menjelaskan, Apekimal sedang berupaya menunjang sektor hilir biji kopi di Kabupaten Malinau. Hal tersebut dilakukan melalui sistem pemasaran satu pintu.
Apekimal akan menyerap hasil panen dari petani, sortir, dan memilah biji kopi yang layak untuk didistribusi.
"Karena waktu panen yang tidak seragam, jadi kuantitasnya juga belum seberapa. Tapi kalau disalurkan di satu tempat, sekali panen bisa mencapai 1 ton," ungkapnya.
Metode pemasaran satu pintu diyakini Leri sebagai satu dari sekian solusi mengatasi masalah pemasaran dan serapan produk kopi di Malinau.
Baca juga: Di ILC, Anak Buah Megawati Bela Instruksi Mendagri Bukan Soal Anies Baswedan dan Habib Rizieq
Baca juga: Seolah Beri Kode, Twitter Susi Pudjiastuti Disorot Sebelum KPK Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo
Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 3 SD Pengaruh Perubahan Cuaca Halaman 139 140 141 142 143
Demikian halnya dengan peningkatan mutu hasil panen petani yang dapat dilakukan melalui pelatihan intensif kepada petani kopi di Malinau.
Leri berharapa pemerintah dapat membantu untuk membekali keterampilan petani, agar kualitas hasil panen bisa sesuai standarisasi mutu biji kopi.
"Kita harapnya, pemasaran satu pintu ini bisa jadi solusi. Disamping membekali petani, pemasaran juga tidak kalah penting. Harapan kita, petani kopi di Malinau bisa sejahtera, tidak lagi khawatir hasil panennya tidak terserap," ucapnya.
(*)
( TribunKaltara.com / Mohammad Supri )