Irau Malinau 2025
Perputaran Uang Jelang Pembukaan Irau Malinau Capai 14 Miliar, Bupati: Pacu Gairah Ekonomi Lokal
Jelan pembukaan Irau Malinau ke-11, hasil survei BPS dan Politkenik Malinau serta pantia penyelenggara perputaran uang Rp 14 Milliar.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU –Multiangle-Jelang pembukaan Irau Malinau ke-11, perputaran uang di Malinau Kalimantan Utara telah mencapai Rp14 miliar.
Angka tersebut tercatat berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Politeknik Malinau dan panitia penyelenggara, sebelum festival Irau Malinau resmi dibuka, Selasa (7/10/2025).
Besaran tersebut menunjukkan gairah ekonomi masyarakat yang tumbuh lebih cepat dibanding tahun sebelumnya.
Festival budaya yang berlangsung 20 hari diperkirakan akan memberi dampak lebih besar bagi pelaku usaha lokal.
Baca juga: Sambut Tamu di Pembukaan Irau Malinau, Dilakukan Prosesi Timug Pensaluy Dipimpin Tokoh Adat Tidung
Bupati Malinau, Wempi W Mawa menyebut geliat ekonomi sudah terlihat bahkan sebelum panggung utama dibuka.
Aktivitas UMKM kuliner, kerajinan, hingga penjualan busana adat mulai mencatatkan transaksi signifikan.
“Dari survei yang kami lakukan bersama BPS dan Politeknik Malinau, perputaran uang sebelum acara ini dimulai sudah mencapai Rp14 miliar,” ujarnya, Selasa (7/10/2025).
Wempi w Mawa menambahkan, capaian itu memberi harapan kuat bagi masyarakat.
Pada Irau tahun 2023, survei mencatat perputaran uang menembus Rp44,8 miliar dengan pertumbuhan ekonomi meningkat 108,63 persen.

Angka tersebut menjadi tolok ukur potensi yang bisa kembali terulang pada tahun ini. Menurut Wempi, partisipasi 551 UMKM yang hadir menjadi motor penggerak utama.
Selain membuka lapangan kerja, mereka juga memberi ruang bagi produk lokal untuk memperluas jaringan pasar.
“Ekonomi rakyat harus bergerak, bukan hanya di sektor besar. UMKM kita adalah tulang punggung, dan Irau membuktikan itu,” kata Wempi.
Festival budaya sekaligus perayaan HUT ke-26 Kabupaten Malinau ini dijadwalkan berlangsung hingga 26 Oktober mendatang.
Pemerintah daerah menargetkan festival menjadi ajang promosi budaya sekaligus wadah mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan.
(*)
Penulis: Mohammad Supri
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.