Natal dan Tahun Baru
Jelang Hari Raya Natal, Ternyata Tak Cuma Dirayakan Tanggal 25 Desember, Berikut Deretan Fakta Unik
Jelang hari raya Natal, ternyata tak cuma dirayakan tanggal 25 Desember, berikut deretan fakta unik.
3. Beberapa gereja ortodoks merayakan Natal di bulan Januari
Seperti kaum ortodoks Rusia dan Yunani, mereka merayakan kelahiran Yesus pada 6-7 Januari setiap tahunnya.
Mereka menggunakan kalender Julian ketimbang Gregorian yang sebagian besar digunakan di dunia.
4. Ada beberapa musafir yang melarang Natal dirayakan
Ada beberapa peziarah/musafir Amerika yang mengikuti jejak Oliver Cromwell (yang mengambil alih Inggris pada tahun 1645) melarang Natal dirayakan demi menyingkirkan tradisi dekaden.
Di Inggris, Natal akhirnya dirayakan lagi setelah monarki telah dipulihkan pada tahun 1660.
Tapi masih belum dijadikan hari libur federal di AS hingga 26 Juni 1870.
Pohon Natal sempat dilarang gereja
Tradisi pohon Natal pertama kali muncul di negara Jerman.
Awaklnya tradisi pohon Natal ini dilarang karena dianggap tidak ada hubungannya dengan perayaan agama.
Johann Conrad Dannhauer, Seorang Pengkhotbah dari Gereja Katedral Strasbourg mengkritik keberadaan pohon Natal pada tahun 1647 dan menyebutnya sebagai mainan anak-anak.
Namun kritikan tersebut rupanya tak berpengaruh pada sebagian orang, yang mana tetap menggunakannya sebagai dekorasi dalam Hari Raya Natal.
Akhirnya pihak gereja mengalah dan menambahkan pohon cemara sebagai dekorasi Natal yang menjadi tradisi hingga sekarang.
2. Dipopulerkan Ratu Victoria
Pohon Natal semakin populer di negara-negara Eropa dan Amerika tepatnya pada tahun 1800.