Banjir Bandang Bogor
Mendadak Anak Buah Airlangga Hartarto di Golkar Tantang Anies Baswedan, Jakarta Bisa Tenggelam
Anak buah Airlangga Hartarto di Golkar, Dedi Mulyadi tantang Anies Baswedan, Jakarta bisa banjir parah, tenggelam imbas banjir bandang Puncak Bogor
TRIBUNKALTARA.COM - Anak buah Airlangga Hartarto di Golkar, Dedi Mulyadi mendadak tantang Anies Baswedan bergerak cepat, sebab ia memprediksi Jakarta bisa banjir parah bahkan tenggelam imbas banjir bandang Puncak Bogor.
Bencana banjir bandang yang menimpa kawasan Gunung Mas, Puncak, Bogor, mendapat perhatian serius dari anggota DPR Dedi Mulyadi.
Bahkan mantan Bupati Purwakarta itu juga memprediksi Jakarta bisa terdampak parah akibat banjir bandang di Puncak Bogor.
Sehingga, Dedi Mulyadi memberi tantangan kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan guna menyiapkan dana reboisasi.
Tak tanggung-tanggung, anak buah Airlangga Hartarto menantang Anies Baswedan untuk menganggarkan dana Rp 1 triliun demi reboisasi kawasan hutan di Bogor dan sekitarnya.
Menurut Dedi Mulyadi, reboisasi tersebut penting demi mencegah banjir yang ujung-ujungnya merugikan warga Jakarta.
Anggota DPR dari Golkar ini menjelaskan, banjir di kawasan Gunung Mas, kawasan Puncak, Bogor, itu terjadi karena salah satunya akibat hutan menipis.
Bahkan menurutnya hutan di Gunung Mas itu tinggal 5 persen.
Baca juga: Warga Berlarian Lihat Banjir Bandang Tiba-tiba Hanyutkan Motor dan Rumah di Gunung Mas Puncak Bogor
Sementara di undang-undang lama, hutan pada sebuah wilayah minimal 30 persen.
Lalu di undang-undang baru ia berharap luas hutan sebuah wilayah naik menjadi 40 persen.
Selanjutnya, Dedi Mulyadi mengatakan, hutan di Bogor sangat berpengaruh terhadap DKI Jakarta.
Apabila hutan di Bogor dan sekitarnya rusak, maka warga Jakarta sangat dirugikan.
Hutan-hutan di daerah sekitar Bogor seperti Cianjur, Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung, disebut-sebut sangat berpengaruh terhadap Jakarta.
"Jika aliran dari Sungai Citarum tak terkendali, yang kena musibah Jakarta.
Kalau Jatiluhur jebol, dalam 15 menit Jakarta tenggelam," kata Dedi Mulyadi kepada Kompas.com, Kamis (21/1/2020).