Perbatasan RI Malaysia

Pengajar Muda Nunukan Sebut Toleransi Beragama di Pelosok Desa Perbatasan RI-Malaysia Sangat Tinggi

Pengajar muda dari Yayasan Indonesia Mengajar bertugas di Nunukan sebut toleransi beragama di pelosok desa perbatasan RI-Malaysia sangat tinggi.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/FELIS
Pengajar muda di perbatasan RI-Malaysia saat berdiskusi bersama Bupati Nunukan, Asmin Laura. (TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus felis) 

Mulai Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jepara, Sukabumi, dan Yogyakarta.

Diketahui, Rabu (17/02/2021) lalu, keenam pengajar muda itu sudah berpamitan secara langsung kepada Bupati Nunukan, Asmin Laura.

Mereka kembali ke tempat asalnya masing-masing, lantaran kontrak kerja antara Yayasan Indonesia Mengajar dengan Pemerintah Kabupaten Nunukan hanya berlansung 5 tahun.

Kendati begitu, Yuga berharap kepada Pemerintah Daerah Nunukan untuk melakukan penguatan terhadap tenaga pendidik di perbatasan RI-Malaysia itu.

Menurut Yuga, ketimpangan dalam dunia pendidikan masih terjadi di pelosok perbatasan. Sehingga butuh atensi serius dari Pemerintah Daerah.

"Pemda Nunukan bisa melakukan pelatihan kepada tenaga pendidik utamanya di pelosok perbatasan. Baik tenaga pengawas, guru termasuk Kepala Sekolah. Paling penting juga soal sarana dan prasarana di sekolah semestinya bisa lebih memadai untuk pelajar di sana. Termasuk ketersediaan buku bacaan untuk anak harus lebih update lagi," tuturnya.

Baca juga: Pos Pengecekan Kesehatan di Perbatasan Kaltara Dibangun, Beroperasi Senin Besok, Wajib Rapid Antigen

Baca juga: Gebrakan Zainal Paliwang Seusai Dilantik Jokowi Jadi Gubernur Kaltara, Langsung Perketat Perbatasan

Baca juga: Banjir Jakarta, Momen Pentolan PDIP Serang Anies Baswedan, Mantan Gubernur DKI Ikut Bereaksi

Tak hanya itu, Yuga juga sebut pengawasan terhadap guru-guru dari UPTD Dinas Pendidikan masih belum ketat.

Pasalnya, selama pandemi Covid-19 masih banyak guru yang tidak disiplin melakukan tugasnya untuk mengajar siswa.

"Selama pandemi ini saya lihat guru banyak yang sepelekan tugasnya. Siswa disuruh belajar dari rumah bukan berati libur. Seharusnya mereka punya tanggungjawab untuk mengajar bahkan ke rumah-rumah siswa yang tidak bisa belajar via Daring. Sinyal kan di perbatasan kurang mendukung," ungkapnya.

Penulis: Febrianus felis

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved