WHO Laporkan Virus selain Covid-19 Bisa Picu Pandemi, Apa Itu Virus Nipah? Lebih Ganas dari Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilaporkan telah mendaftarkan virus selain Covid-19, yakni virus Nipah yang berpotensi memicu pandemi dan lebih ganas
TRIBUNKALTARA.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilaporkan telah mendaftarkan virus selain Covid-19, yakni virus Nipah yang berpotensi memicu pandemi.
Virus Nipah merupakan salah satu dari 16 patogen prioritas yang perlu diteliti karena potensinya untuk memicu epidemi.
Sejumlah ilmuwan mengkhawatirkan virus Nipah akan menjadi pandemi berikutnya.
Virus ini jauh lebih ganas dibanding Covid-19 atau virus Corona karena tingkat kematiannya mencapai 75 persen.
Baca juga: Cara Penggunaan Masker yang Benar Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito
Baca juga: TERBONGKAR! WHO Ketahui Asal Usul Covid-19, Kumpulkan Bukti, Virus Direkayasa di Laboratorium Wuhan?
Baca juga: Sudah Turunkan Tim Investigasi ke Wuhan, WHO Beberkan Skenario Virus Corona Menyebar ke Manusia
Dikutip dari Mirror, Sabtu (20/2/2021), para ilmuwan mengkhawatirkan virus Nipah yang menyebabkan pembengkakan otak dengan tingkat kematian hingga 75% dapat menjadi pandemi berikutnya.
Penyakit yang dibawa oleh kelelawar buah telah memicu ketakutan di kalangan para ahli karena tingkat mutasinya yang tinggi dan sangat mematikan.
Muntah, kejang, dan pembengkakan otak adalah beberapa gejala virus, yang pertama kali muncul dari babi ke peternak di Malaysia pada 1999.
Tingkat kematian Nipah berkisar antara 40 hingga 75%, jauh lebih tinggi dari tingkat 1% untuk virus korona, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Virus Nipah lebih mematikan dari virus corona, dengan angka kematian hingga 75%.
WHO menyebut penyakit itu sebagai salah satu dari 16 patogen prioritas yang perlu diteliti karena potensinya untuk memicu epidemi, lapor The Sun.
Sebanyak 260 virus telah berpotensi menjadi epidemi, para ahli menemukan.
Virus Nipah sangat mengkhawatirkan karena tingkat mutasi yang tinggi dan masa inkubasi hingga 45 hari, yang berarti seseorang dapat menularkannya lebih dari sebulan sebelum jatuh sakit.
Para ilmuwan khawatir pandemi berikutnya bisa jauh lebih buruk daripada krisis virus corona.
Dr Melanie Saville, kepala penelitian dan pengembangan vaksin di Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, mengatakan kepada The Sun bahwa dunia harus siap untuk 'yang besar'.
Dia mengatakan bahwa meskipun tidak ada wabah Nipah saat ini di dunia, sangat mungkin terjadi wabah lain di masa depan.