Ramadan

Lupa Jumlah Utang Puasa Ramadan, Begini Penjelasan Ustaz dan Cara Membayarnya

Bulan Ramadhan 2021 akan segera tiba, sudahkah kamu bayar uatng puasa atau justru lupa jumlah utang puasa? simak penjelasan ustaz dan cara membayarnya

Penulis: Titik Wahyuningsih | Editor: Amiruddin
TribunStyle.com
Lupa Jumlah utang puasa? begini penjelasan dan cara membayarnya 

 Disebutkan menurut riwayat hadis Nabi Muhammad SAW bagi seseorang yang tidak yakin alias ragu-ragu terhadap ibadahnya, maka hendaklah kita membuang keraguan tersebut dan memilih satu yang diyakini.

“Maksudnya adalah kita mengambil beban yang lebih banyak, dalam hal ini kaitannya dengan puasa kita mengambil beban yang lebih banyak,” jelasnya.

Berkatan dengan ibadah di bulan Ramadan ketika kita memiliki keraguan dengan jumlah utang puasa Ramadhan tahun lalu, maka dianjurkan untuk mengambil jumlah terbanyak.

“Misal kita ragu-ragu kita ini hutang puasanya tujuh atau delapan hari maka kita mengambil yang delapan hari karena kita akan merasa yakin dengan itu, kita menutup yang tujuh sekaliigus yakin dengan yang delapan,” terang Aris Widodo.

Hal itu sesuai dengan yang disampaikan melalui hadis Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Ungkap Keinginan Nikah Muda, Aurel Hermansyah : Penginnya Sebelum Bulan Puasa

Cara Qadha atau bayar utang puasa

Membayar utang puasa berlaku bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah puasa karena uzur atau halangan tertentu.

Menurut penjelasan Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta,  Shidiq M Ag memaparkan golongan yang harus membayar puasa adalah orang yang sedang dalam perjalanan jauh, dalam keadaan sakit, haid, dan nifas.

“Mengqadha ini berlaku bagi orang yang dia sanggup berpuasa tapi ada halangan-halangan tertentu, misalnya perjalanan jauh atau dalam keadaan sakit, atau ada orang yang sanggup berpuasa tapi dilarang yaitu mereka yang haid atau nifas,” ujarnya.

Disampaikan Shidiq, hukum Islam yang mengatur tata cara membayar utang puasa diatur dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185.

“Lantas bagaimana cara mengqadhanya, jadi yang dituntut untuk di qadha adalah hari-hari yang ditinggal atau tidak dilaksanakan ibadah puasa,” terang Shidiq.

Seseorang diwajibkan membayar hutang puasa sebanyak hari yang telah ia tinggalkan untuk tidak berpuasa.

Lebih lanjut disebutkan waktu yang dianjurkan untuk membayar puasa sebaiknya disegerakan dan berurutan.

Baca juga: Tren Puasa Media Sosial, Ini Alasan dan Manfaat yang Harus Diketahui

“Sebaiknya memang sesegera mungkin membayar utang puasa dan kalau bisa berurut membayarnya,” tutur Shidiq.

Mengapa dianjurkan untuk berurutan, ha itu sebagai bentuk tanngung jawab kita sebagai umat muslim.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved