Ramadan
Jelang Ramadan, Ini Manfaat Puasa di Tengah Pandemi Covid-19, Benarkah Bisa Tingkatkan Imun?
Jelang Ramadan 2021, ini manfaat puasa di tengah pandemi Covid-19, bisa tingkatkan imun tubuh?
TRIBUNKALTARA.COM - Jelang Ramadan 2021, ini manfaat puasa di tengah pandemi Covid-19 , bisa tingkatkan imun tubuh?
Tak lama lagi umat Muslim segera melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadan 1442 Hijriah.
Berpuasa di Bulan Ramadan tahun ini masih sama seperti tahun lalu, yakni dalam suasana pandemi Covid-19.
Lantas, apa sebenarnya manfaat berpuasa di tengah pandemi Covid-19?
Dalam artikel ini, TribunKaltara.com, menyajikan manfaat berpuasa di tengah pandemi Covid-19.
Termasuk penjelasan, apakah ibu hamil diperbolehkan berpuasa atau tidak.
Baca juga: Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh Mulai 25 Februari 2021 atau Tanggal 13 Bulan Rajab 1442 H
Bagi setiap orang mewabahnya virus corona atau covid-19 penting sekali untuk menjaga imunitas agar tidak drop dan jatuh sakit.
Nah, ternyata puasa di bulan Ramadan itu momen pas banget untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Hal itu disampaikan oleh ustadz Das'ad Latif dalam wawancara dengan @tumming_abu.
Ustaz Das'ad Latif memaparkan riset yang menyebutkan bahwa berpuasa mampu membuat imunitas menjadi kuat.
"Menurut Salah satu artikel yang saya baca dari Jepang mengatakan bahwa berpuasa meningkatkan imunitas tubuh," ungkap ustadz Das'ad Latif.
Pasalnya ketika berpuasa mampu membuat sistem tubuh menjadi auto page. Hal ini membuat tubuh kita apabila merasa lapar akan memakan sel-sel yang berlebih.

"Dalam diri ini sistem ini auto page. Jadi tubuh ini laper akan memakan sel-sel tubuh berlebih kita. Sel-sel darah putih meningkatkan imun tubuh kita," imbuhnya.
Dirinya pun menghimbau untuk tidak memaksakan berpuasa bagi mereka yang tidak diizinkan oleh dokter untuk berpuasa.
Pasalnya mereka yang sedang sakit diperbolehkan untuk tidak melakukan ibadah puasa Ramadan.
Tidak hanya mereka yang sedang sakit, mereka yang belum Akil baligh, belum menerima perintah berpuasa dan hilang ingatan atau gila juga berhak tidak berpuasa.
Nantinya akan dibayarkan fidyah dengan memberi makan orang yang miskin dengan taraf seperti apa yang dimakan dalam sehari-hari.
Baca juga: Resep Chaikue Khas Kota Pontianak, Hidangan Takjil untuk Berbuka Puasa di Bulan Ramadan
"Bagi mereka yang tidak berpuasa kalau memang direkomendasikan dokter diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
"Selain itu mereka yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa adalah mereka yang belum baligh, belum menerima dakwah kepadanya, hilang ingatan atau gila, sakit yang tidak bisa sembuh bisa diganti dengan membayar fidyah. Membayar fidyah ini sesuai dengan yang dimakan sehari-hari," tutup ustadz Das'ad Latif.
Bolehkah Ibu Hamil Puasa?
Ramadhan tahun 2021 akan tiba, sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk berpuasa selama satu bulan penuh.
Lalu bagaimana dengan ibu hamil ?
Mungkinkah bagi wanita mengandung untuk tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang mukmin tanpa mengesampingkan kesehatan janinnya?
Menanggapi itu dokter Jeffry Kristiawan memaparkan ada hal-hal yang perlu diperhatikan calon ibu yang hendak berpuasa.
"Puasa pada ibu hamil sebenarnya diperbolehkan ya, namun kita harus mengetahui kondisi ibu dan janin yang dikandungnya," papar Jeffry dikutip TribunKaltara dari YouTube Tanyakan Dokter, Selasa (23/2/2021).
Pertama kasus ibu hamil pada usia di bawah 12 minggu alias trisemester pertama, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca juga: Sebelum Jalani Ibadah di Bulan Ramadan 2021, Ini 6 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan yang Harus Diketahui
"Biasanya pada usia kehamilan di bawah 12 minggu, ibu masih mengalami mual muntah, secara umum masih wajar tapi terkadang membuat asam lambung jadi naik," sambungnya.
Apabila intensitas mual muntah pada ibu hamil tergolong tinggi maka hal itu sangat riskan bagi ibu hamil.
Faktor lain yang harus diperhatikan juga adalah terkait kecukupan nutrisi untuk si janin.
Apalagi pada usia trisemester pertama asupan nutrisi sangat diperlukan untuk membantu tumbuh kembang organ-organ dari janin.
“Sebelum usia 12 minggu ini ibu hamil memerlukan nutrisi yang lebih tujuannya bahwa pada 12 minggu pertama nutrisi diperlukan untuk pertumbuhan organ-organ dari janin , termasuk organ vital seperti otak, jantung dan paru-paru,” imbuh dokter Jeffry.
Oleh karena itu ia menyebut menurut kacamata medis berpuasa pada usia kehamilan di bawah 12 minggu sebaiknya tidak dipaksakan.
“Ibu yang mengalami kekurangan nutrisi terkadang pembentukan organ-organ ini bisa bermasalah, jadi sebaiknya untuk trisemester pertama secara kacamata medis tidak begitu dipaksakan ya,” imbuhnya.
Kedua ibu hamil yang berpuasa pada usia kehamilan trisemester kedua menurut Jeffry Kristiawan dapat ditoleransi.
Hal ini karena kondisi dari calon ibu sudah lebih stabil baik dari perkembangan janin maupun dari segi psikis.
“Puasa lebih bisa ditoleransi karena pada usia kehamilan ini, ibu sudah mulai stabil kondisinya dan pertumbuhan janin juga sudah mulai stabil sehingga pada usia kehamilan ini, ibu bisa tetap berpuasa namun tetap berkonsultasi terlebih dahulu,” kata dokter berkacamata itu.
Baca juga: Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh? Pelajari Niat dan Keutamaanya, Dilaksanakan Mulai Kamis Besok
Namun, pada usia kehamilan trisemester tiga, ibu hamil disarankan untuk tidak berpuasa karena kondisi fisik yang semakin terbatas lantaran janin yang semakin membesar.
Pada kondisi ini aktivitas ibu hamil akan terbatas dan memerlukan nutrisi yang lebih untuk mencukupi energi.
“Pada intinya puasa pada ibu hamil boleh-boleh saja dilakukan, namun ada baiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan anda, dan kalau timul rasa pusing lemas sebaiknya tidak dipaksakan,” papar Jeffry.
Apakah puasa dapat membahayakan janin?
Dokter Jeffry Kristiawan menyatakan puasa tidak banyak berdampak terhadap tumbuh kembang janin.
Persoalan yang harus diperhatikan di sini adalah kondisi kesehatan sang ibu saat berpuasa.
“Yang dipermasalahkan adalah kondisi dari si ibu, karena ibu makannya jadi jarang, mual muntah berlebihan kemudian terkadang makannya jadi tidak mencukupi kebutuan sehari-hari, sehingga hal itu beresiko dan ada kemungkinan si ibu akan pingsan,” ungkapnya.
Baca juga: Ungkap Keinginan Nikah Muda, Aurel Hermansyah : Penginnya Sebelum Bulan Puasa
Lebih lanjut Jeffry memberikan tips bagi para ibu hamil yang ingin tetap menjalankan ibadah puasa.
Ia menyarankan untuk tetap makan sehari tiga kali seperti hari biasa dengan menggeser jam makan.
“Disarankan untuk tetap makan tiga kali sehari, nutrisinya akan tetap terpenuhi hanya saja jam makannya saja yang digeser, dan kebutuhan cairan juga harus dipenuhi normalnya satu sampai dua liter per hari,” kata dokter Jeffry.
Selain itu, saat berpuasa ibu hamil juga dianjurkan untuk tetap mengonsumsi vitamin-vitamin kehamilan seperti asam folat, zat besi, kalsium dan vitamon D agar untuk menjaga kesehatan janin saat puasa di bulan Ramadhan.
(*)
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official