Berita Tarakan Terkini
Universitas Borneo Tarakan Dorong LPTK Sediakan Layanan Teknis Pelatihan dan Pendamping Guru
Universitas Borneo Tarakan dan INOVASI dorong LPTK sediakan layanan teknis pelatihan & pendamping guru.
Penulis: Rismayanti | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Universitas Borneo Tarakan dan INOVASI dorong LPTK sediakan layanan teknis pelatihan & pendamping guru.
Guna mendukung usaha pemerintah daerah memitigasi learning loss, FKIP UBT dan INOVASI mendorong LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan) menyediakan layanan teknis pelatihan dan pendampingan bagi guru.
Pemda dapat mengakses sumber daya manusia, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki LPTK.
Selain itu, LPTK harus melakukan lebih banyak penelitian tentang dampak learning loss di wilayah kerjanya.
Baca juga: Bawa 16 Bungkus Sabu, 5 Pengedar Jaringan Tarakan Diciduk TNI Penjaga Perbatasan RI-Malaysia
Baca juga: Pernah Berjuang Pertahankan NKRI, Veteran di Tarakan Peroleh Tunjangan dari Kodam VI Mulawarman
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kalimantan Utara Hari Ini Jumat 26 Februari 2021, Tarakan Hujan Lebat
Penelitian ini akan membantu pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi learning loss sesuai konteks daerah masing-masing.
Dekan FKIP UBT, Suyadi mengatakan, upaya pemulihan kemampuan belajar harus pula melibatkan sektor swasta, masyarakat termasuk media massa.
Kampanye yang berkelanjutan diperlukan agar masyarakat semakin menyadari adanya permasalahan belajar yang dialami anak, sehingga tidak memaksakan anak untuk belajar sesuai jenjang kelasnya.
Masyarakat dan orangtua dapat bekerjasama dengan guru untuk membantu anak mengejar kompetensi yang belum dikuasainya.
Masyarakat bisa mendukung dengan memberikan layanan tambahan belajar dan bahan bacaan bagi anak-anak.
”Kami juga mendorong dunia usaha melalui program CSR-nya, terlibat dalam upaya mitigasi learning loss,” ungkap Suyadi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/2/2021)
Sebelumnya, Peneliti RISE (Research on Improving System of Education), Michelle Kaffenberger mengatakan, penutupan sekolah yang sudah berlangsung lebih dari 10 bulan akibat pandemi Covid-19, telah berdampak pada menurunnya kemampuan belajar siswa secara masif.
Akademisi di Blavatnik School of Government, University of Oxford, Inggris itu menekankan bawah krisis penurunan kemampuan belajar ini tidak akan berhenti, sekalipun sekolah dibuka kembali jika tidak ada kebijakan pemulihan kemampuan belajar terlebih dahulu.
"Perhitungan model kerugian akibat learning loss secara global menunjukkan kehilangan kemampuan belajar besar terjadi di tingkat sekolah dasar," ujar Michelle saat itu.
Siswa kelas 3 SD yang melewatkan waktu belajar selama 6 bulan berpotensi tertinggal 1,5 tahun.
Sedangkan siswa kelas 1 SD jika tidak belajar dalam waktu yang sama, kemampuan belajarnya akan hilang hingga 2,2 tahun.