Hari Raya Nyepi

Pandemi Covid-19, Ketua PHDI Malinau I Nyoman Wigunaya Sebut Tak Kurangi Esensi Hari Raya Nyepi 2021

Ketua PHDI Malinau, I Nyoman Wigunaya sebut Pandemi Covid-19 tak kurangi esensi Hari Raya Nyepi 2021

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/MOHAMMAD SUPRI
Pura Agung Femung Jagatnatha di Desa Batu Lidung, Kecamatan Malinau Kota, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Sabtu (13/3/2021). (TRIBUNKALTARA.COM/MOHAMMAD SUPRI) 

10. Memasuki Tahun Baru Isaka, mudah-mudahan tahun baru tersebut akan membuat kehidupan lebih makmur dan sejahtera.

Seperti diketahui, mayoritas umat Hindu di Indonesia berada di Pulau Bali.

Di Pulau Dewata itu pula, kita dapat melihat secara langsung bagaimana cara Umat Hindu merayakan Nyepi.

Dikutip TribunKaltara.com dari Wikipedia, Nyepi berasal dari kata sepi.

Sepi berarti sunyi dan senyap.

Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu yang penghitungannya berdasarkan dengan kalender Saka.

Kalender ini dimulai pada 78 Masehi.

Ilustrasi perayaan Nyepi di Bali.
Ilustrasi perayaan Nyepi di Bali. (Mahogany Hotel)

Nyepi pada 2021 merupakan tahun 1943 untuk Umat Hindu di seluruh belahan dunia.

Seperti namanya, perayaan Nyepi jauh dari kata keramaian atau pun euporia yang meriah.

Umat Hindu justru memilih berdiam diri di rumah.

Seluruh umat akan meninggalkan aktivitas hariannya dan mengunci diri di dalam rumah.

Namun ada pengecualian untuk tempat-tempat umum seperti bandara atau tempat pelayanan publik, seperti rumah sakit.

Jadi jangan heran jika akan melihat Bali dan sekitarnya sunyi tanpa hiruk pikuk layaknya kota mati.

Beberapa wisatawan pun sudah paham akan hal ini.

Ada beberapa rangkaian acara umat Hindu yang digelar sebelum Nyepi.

Baca juga: Mau Mengurus SKCK di Polres Malinau? Berikut Syarat dan Biaya yang Harus Anda Bayar

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem, BMKG Prediksi 10 Kecamatan di Nunukan Hari Ini Diguyur Hujan Disertai Petir

Baca juga: Kaesang Lebih Pilih Nadya Arifta Dibanding Felicia Tissue, Sosok Ini Malah Singgung Settingan

Berikut rinciannya:

1. Melasti

Melasti merupakan adat penyucian seluruh sarana yang ada di tempat sembahyang, dalam hal ini Pura, tempat suci untuk umat Hindu.

Biasanya umat Hindu akan mengaraknya ke laut atau danau yang menjadi sumber air bersih untuk menyucikannya.

Melasti digelar umat Hindu pada dua atau tiga hari sebelum Nyepi.

Melasti, tradisi jelang Nyepi.
Melasti, tradisi jelang Nyepi. 

 
2. Tawur

Tawur adalah penyucian Buta Kala yang biasanya dilakukan di rumah masing-masing.

Biasanya mereka akan menyedian sejumlah makanan dengan lauk pauk yang sudah ditentukan.

Hal ini diharapkan sebagai permohonan agar mereka tak mendapat gangguan dalam hidupnya.

Tawur atau pacaruan ini biasanya digelar sehari jelang Nyepi.

3. Pengerupukan

Tradisi ini yakni menyebar nasi tawur, mengobori rumah dan memukul benda-benda hingga timbul suara gaduh.

Biasanya juga dilakukan sehari jelang Nyepi.

Setelah ketiga tradisi tersebut dilakukan, umat Hindu akan berdiam di rumah dan meninggalkan semua aktivitasnya, tepat pada hari perayaan Tahun Baru Saka.

Baca juga: Langsungkan Lamaran, Begini Rangkaian Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah

Baca juga: Sandy Tumiwa dan Henny Mona Akui Nikah Siri, Ternyata Begini Alasannya

Baca juga: Ramalan Zodiak Sabtu 13 Maret 2021, Apakah Zodiakmu Beruntung di Akhir Pekan Ini?

Pantangan saat Nyepi

Umat Hindu juga memiliki pantangan di saat perayaan Nyepi yang harus dijalankan.

Berikut empat pantangan pada Hari Raya Nyepi:

1. Amati karya (tidak bekerja)

2. Amati lelungan (tidak bepergian)

3. Amati geni (tidak menyalakan api)

4. Amati lelanguan (tidak bersenang-senang)

(*)

Penulis : Mohammad Supri

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved