Berita Nasional Terkini
Stok Vaksin Covid-19 di Indonesia hanya Cukup 2 Pekan, Program Vaksin Tahap Berikutnya Terancam Ini
Stok (persediaan) vaksin Covid-19 di Indonesia hanya cukup dua pekan. Hal ini menyebabkan program vaksin tahap berikutnya terancam ditunda.
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA - Stok (persediaan) vaksin Covid-19 di Indonesia hanya cukup dua pekan. Hal ini menyebabkan program vaksin tahap berikutnya terancam ditunda.
Demikian diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi kepada media pada Sabtu (27/3/2021) akhir pekan lalu.
Artinya, Indonesia akan kehabisan persediaan vaksin Covid-19 pada April 2021 ini.
Budi menjelaskan, ketersediaan vaksin di Indonesia akan sangat menipis pada April 2021. Hal ini disebabkan, dua gelombang pengiriman vaksin AstraZeneca ke Indonesia ditunda untuk sementara waktu.
Baca juga: Disuntik Vaksin Sinovac, Prajurit TNI di Perbatasan RI-Malaysia Komitmen Dukung Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Apa Itu Enzim Tripsin Babi, Zat yang Dikandung dalam Vaksin AstraZeneca, Haram tapi Dibolehkan MUI
"April (persediaan vaksin) kita akan sedikit sekali. Kita hanya punya 7,6 juta vaksin Sinovac," ujar Budi.
Pemerintah Indonesia sebelumnya sudah melakukan kesepakatan dengan Covax-GAVI selaku penyedia vaksin AstraZeneca.
Kesepakatan awal, Indonesia sudah mendapatkan jatah 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang sudah tiba, belum lama ini.
Dari 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca tersebut sudah digunakan dalam program vaksinasi di tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, NTT, Kepulauan Riau, Maluku dan Sulawesi Utara.
Budi mengatakan, setelah menerima 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneza, Indonesia akan menerima 2,5 juta vaksin AstraZeneca pada 25 Maret 2021.
Dan, etelah itu, vaksin yang sama akan kembali datang ke Tanah Air sebanyak 7,8 juta dosis pada April 2021.

Sayangnya, pihak Covax-GAVI mengumumkan ada penundaan dua gelombang pengiriman ke Indonesia.
Kabar itu baru diterima Menkes Budi Gunadi pada Jumat (26/3/2021).
Artinya, di bulan April nanti hanya ada 7,6 juta dosis (Sinovac), karena rencana pengiriman vaksin dua gelombang ditunda.
Baca juga: Usut Ledakan Bom di Makassar, Listyo Sigit Beri Perintah ke Densus 88: Tindak Tegas Kalau Melawan
Penundaan dua gelombang pengiriman vaksin AstraZeneca disebabkan adanya embargo vaksin di India.
Budi menjelaskan, saat ini kasus Covid-19 di India sedang kembali naik. Otoritas setempat tidak mengizinkan vaksin keluar dari negaranya.
Seperti diketahui, vaksin AstraZeneca saat ini paling banyak diproduksi di India.
" Karena inilah, Covax-GAVI merealokasikan lagi pembagiannya. Sehingga mereka menunda pengiriman untuk Maret-April," lanjutnya.
Budi juga mengungkapkan, pihaknya belum ada konfirmasi pasti sampai kapan penundaan pengiriman vaksin AstraZeneca gelombang II dan III ke Indonesia.
Baca juga: Hasil MotoGP Qatar 2021, Drama Joan Mir Batal Podium di Detik Finish, Vinales Rusak Dominasi Ducati
Pihak Covax-GAVI selaku penyedia vaksin tersebut hanya memberikan perkiraan jadwal yang juga belum dapat dipastikan.
"Sampai sekarang belum ada konfirmasi pasti dari mereka. Tapi mereka mengatakan (sampai) sekitar Mei (2021)," ujarnya.
"Tapi belum pasti. Tapi mereka memberikan indikasi sekitar Mei," lanjutnya.
Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Senin 29 Maret 2021, Kemungkinan Rekan Kerja Sendiri Jadi Calon Pasangan Leo
Vaksin hanya bertahan dua pekan
Merujuk kondisi di atas, Budi membuat perhitungan tentang masa vaksinasi pada April 2021.
Dia lantas mengaitkan ketersediaan vaksin Sinovac sebanyak 7,6 juta dosis dengan kecepatan vaksinasi yang hampir 500 ribu dosis dalam sehari.
Bahkan, menurut rencana awal, kecepatan vaksinasi diperkirakan naik mendekati 600 ribu dosis perhari pada April.
Sehingga jika dengan ketersediaan vaksin yang ada, maka proses vaksinasi diperkirakan hanya bertahan sekitar 15 hari atau dua pekan saja.
"Padahal kita nyuntiknya sudah 500 (ribu) dosis perhari, bahkan mungkin bisa meningkat jadi 600 (ribu) dosis sehari. Artinya 7,6 juta itu (untuk) suntik 15 hari habis," lanjutnya.
Baca juga: UPDATE Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Gunakan Bom Panci, Tim Densus Amankan 4 Orang di Bima
Budi menyebut pemerintah saat ini sedang memikirkan bagaimana caranya agar bisa mengatasi isu logistik vaksin ini.
Program vaksinasi tahap ketiga tertunda
Dengan ditundanya dua gelombang pengiriman vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Indonesia akan berdampak kepada pelaksanaan vaksinasi tahap ketiga.
Kemenkes sebelumnya telah memastikan vaksinasi tahap ketiga dimulai pada April 2021.
"Pasti akan berpengaruh, karena April (persediaan vaksin) kita akan sedikit sekali. Kita hanya punya 7,6 juta dosis vaksin Sinovac," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan jadwal vaksinasi Covid-19 tahap ketiga yang akan dimulai pada April 2021.
Hal ini berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
Pada tahap ini, vaksinasi akan menyasar masyarakat yang rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi.
Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, kelompok rentan yang dimaksud adalah masyarakat yang paling rentan terhadap penularan Covid-19 atau mereka yang tinggal di zona merah.
Baca juga: Detik-detik Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Ada Ledakan Besar Dua Kali, Warga Langsung Panik
Sementara itu, saat ini pelaksanaan program vaksinasi nasional telah berjalan dalam dua tahap, yakni tahap pertama dan tahap kedua.
Kedua tahap ini berjalan sejak Januari hingga April 2021.
Pada dua tahapan ini, vaksinasi menyasar tenaga kesehatan, pedagang pasar, pendidik (guru, dosen, tenaga pendidik), tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan Aparatur Sipil Negara (ASN), aparat keamanan (TNI-Polri), pekerja pariwisata (petugas hotel dan petugas restoran), pelayanan publik (Damkar, BPBD, BUMN, BPJS, Kepala/perangkat Desa), pekerja transportasi publik, atlet dan wartawan.
Untuk mengantisipasi semakin menipisnya persediaan vaksin di Indonesia, pemeerintah saat ini masih mengupayakan lobi dengan Covax-Gavi.
Budi menyebut, pihaknya bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengupayakan untuk melobi apakah masih ada sejumlah dosis vaksin AstraZeneca yang bisa didatangkan ke Tanah Air dalam waktu dekat.
"Yang akan kita lakukan adalah kita masih mencoba melobi Covax-GAVI bersama dengan Ibu Menlu. At least, ada yang bisa kita dapat tidak sih AstraZeneca itu pada April?," tegasnya.
Upaya ini dilakukan sekaligus untuk mengantisipasi penurunan produksi vaksin Sinovac oleh Bio Farma. Penurunan ini disebabkan adanya pembersihan dan maintenance rutin di Bio Farma.
"Setiap enam bulan kan mesti dibersihkan di Bio Farma sehingga agak turun (produksi) sedikit dan baru kemudian naik lagi pada Mei," ungkap Budi.
Strategi lain yang dilakukan yakni melaksanakan vaksinasi dengan kecepatan lebih pelan daripada sebelumnya.
Budi mengapresiasi proses vaksinasi kepada tenaga kesehatan yang telah selesai dan vaksinasi kepada lansia serta petugas pelayanan publik yang hampir selesai.
"Ya tidak apa-apa. Kita masih ada Sinovac cuma sekarang kita terpaksa lebih pelan saja penyuntikan," ungkap Budi.
"Vaksin ini kan rebutan di seluruh dunia. Tidak ada yang pernah bisa mempercepat pengiriman vaksin. Yang ada adalah semua pengirimannya tertunda. Di eropa juga tertunda," tambahnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Stok Vaksin Covid-19 Indonesia Terancam Habis pada April 2021"