Berita Nasional Terkini
Belum Disetujui BPOM, Vaksin Nusantara Sudah Disuntikkan, Relawan Tokoh, Artis hingga Mantan Menkes
Belum ada persetujuan dari BPOM, Vaksin Nusantara sudah mulai disuntikkan. Bahkan sejumlah politisi, artis hingga mantan Menkes siap menjadi relawan.
TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Belum ada persetujuan dari BPOM, Vaksin Nusantara sudah mulai disuntikkan. Bahkan sejumlah politisi, artis hingga mantan Menkes siap menjadi relawan.
Belum lama ini, penggagas Vaksin Nusantara, Terawan Agus Putranto telah menyuntikkan langsung vaksin tersebut kepada politisi senior Partai Golkar Aburizal Bakrie.
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar ini menjalani proses penyuntikan vaksin Nusantara di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jumat (16/4/2021).
Kabar tersebut disampaikan Juru Bicara Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satriawangsa.
Baca juga: Ratusan Guru di Kabupaten Tana Tidung Telah Divaksin, Lansia Masih 13 Orang, Vaksin Terbatas
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Guru di Malinau Bertepatan Ramadan 1442 H, Berikut Pandangan Ketua MUI
”Pak Ical sudah disuntik vaksin Nusantara pukul 14.00 WIB tadi di RSPAD,” ujarnya kepada media, Jumat (16/4/2021).
Dalam foto yang diberikan oleh Lalu Mara, Ical – sapaan akrab Aburizal tampak disuntik langsung oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, yang juga penggagas vaksin Nusantara.
Mara menuturkan, Ical disuntik vaksin setelah pengambilan sampel darahnya pada Kamis (6/4/2021) atau 8 hari yang lalu.
Sampai saat ini baik kata Lalu Mara, kondisi Ical baik.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu ungkapnya ikut mendoakan agar apa yang dikerjakan oleh Terawan mendapatkan hasil yang bagus.

Aburizal, kata Lalu Mara, juga berharap vaksin-vaksin lain yang digagas oleh putra bangsa, seperti vaksin Merah Putih berhasil.
"Kalau berhasil kita semua yang diuntungkan. Tidak usah dipertentangkan. Masyarakat bisa bebas dari Covid-19.
Beliau juga berharap masyarakat tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Baik yang sudah divaksin maupun belum," ujarnya.
Tidak hanya politis Partai Golkar, kemarin pasangan artis Anang Hermansyah dan Ashanty juga menjalani pengambilan sampel darah RSPAD Gatot Soebroto.
Keduanya datang ke Gedung Cellcure Center RSPAD sekitar pukul 14.00 WIB. Tampak juga putra mereka Azriel Hermansyah dalam kedatangan itu.
Namun mereka tidak memberikan pernyataan apapun saat masuk. Anang dan Ashanty kemudian terpantau keluar sekitar pukul 15.45 WIB.
Baca juga: Kesembuhan Pasien Covid-19 di Balikpapan Capai 93,2 Persen, Ada 151 Pasien Dirawat di Rumah Sakit
Saat dikonfirmasi, Peneliti Utama Uji Klinik Tahap II Vaksin Nusantara, Kolonel Jonny, membenarkan Anang-Ashanty datang untuk pengambilan sampel darah.
"Iya, semua pengambilan sampel," kata Jonny.
Selain Anang-Ashanty, sebelumnya juga sejumlah tokoh di negeri ini juga menjalani proses pengambilan sampel.
Mereka adalah mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan sejumlah anggota DPR.
Baca juga: Sepak Terjang Budi Gunawan, Dijagokan Jadi Ketua Umum PDIP Gantikan Megawati, Pernah Diancam Dibunuh
BPOM Belum Beri Persetujuan
Di tengah proses penyuntikan dan pengambilan sampel untuk vaksin Nusantara, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara tegas mengatakan belum memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) uji klinis fase II vaksin Nusantara lantaran tim peneliti tak kunjung memberikan revisi terkait temuan.
Menanggapi hal itu, Anggota Tim Peneliti Vaksin Nusantara, Muhammad Karyana mengakui hingga kini pihaknya belum mendapat rekomendasi secara tertulis dari BPOM soal vaksin Nusantara.
Karyana menegaskan pengambilan sampel darah yang dilakukan di RSPAD itu bukan merupakan penelitian ataupun uji klinis fase II.
Ia menyebut kegiatan tersebut hanya merupakan pelayanan dari rumah sakit bagi warga yang berniat melakukan serangkaian vaksinasi. "Tidak ada catatan untuk kembali ke uji pre klinis," kata dia.
Pada kesempatan sebelumnya, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito enggan berkomentar ketika ditanya soal konsekuensi kesehatan apabila vaksin yang dibuat dari sel dendritik itu terus berlanjut tanpa sesuai standar yang berlaku.
"Saya tidak mau komentari, karena vaksin dendritik atau nama vaksin Nusantara sudah beralih sekarang, saya sudah tidak mau komentari lagi, sudah beralih," kata Penny melalui konferensi video yang disiarkan Youtube Badan POM RI, Jumat (16/4/2021).
Penny mengatakan tugas BPOM dalam pemantauan pengembangan Vaksin Nusantara sudah selesai ketika pihaknya memberikan penilaian terhadap uji klinis tahap I dan menyatakan vaksin tersebut tidak memenuhi standar untuk melanjutkan pengembangan.
"Apa yang sekarang terjadi di luar BPOM. Bukan kami untuk menilai itu. BPOM hanya pendampingan saat uji klinik yang sesuai standar good clinical trial yang berlaku internasional untuk umum," katanya.
Baca juga: Aksi Keji KKB Papua, Setelah Tembak Mati Guru dan Tukang Ojek, Kini Bunuh Anak SMA Ilaga, Kronologi
Ia kembali menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa berkomentar terkait tim peneliti vaksin Nusantara yang berkeras melanjutkan uji klinis terhadap manusia meskipun tidak mendapat izin dan tidak melakukan tahapan preklinik.
"Vaksin Nusantara kami tidak bisa jawab. Sebagaimana hasil penilaian Badan POM terkait fase pertama uji klinik dendritik belum bisa dilanjutkan ke fase II dan ada temuan correction action. Koreksi itu harus ada perbaikan dulu kalau mau maju ke fase kedua," tuturnya.
Penny juga menekankan pentingnya tahapan preklinik dilakukan sebelum uji klinik tahap II pada manusia.
Ia mengatakan tujuan preklinik dalam pengembangan vaksin untuk memastikan perlindungan bagi relawan yang dilibatkan dalam penyuntikan.
Dalam tahapan preklinik, kata dia, konsep dasar, kualitas prototipe vaksin, potensinya terhadap peningkatan imunitas, keamanan vaksin ketika disuntikkan, dan memastikan vaksin berkualitas. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Masih Jadi Polemik, Terawan Suntikkan Vaksin Nusantara ke Ical, Anang dan Ashanty Ambil Sampel Darah