Berita Nunukan Terkini

Mengabdi Belasan Tahun di Perbatasan, Ketua PGRI Nunukan Minta Guru Honorer Diperhatikan

Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2021, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Nunukan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Situasi ujian akhir sekolah di SMPN 2 Nunukan, belum lama ini. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2021, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Nunukan minta pemerintah prioritaskan ratusan guru honorer di perbatasan RI-Malaysia untuk menjadi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Sesuai tema Hardiknas 2021 'Bergerak Serentak Mewujudkan Merdeka Belajar', Abdul Wahid mengatakan pemerintah perlu memerdekakan tenaga honorer baik guru maupun tenaga kependidikan, menjadi PPPK.

Baca juga: Dirut Rumah Sakit Umum Kota Tarakan Joko Ungkap Pendapatan Tahun 2020 Miliaran Rupiah

"Ada ratusan tenaga honorer di Kabupaten Nunukan. Tentu dengan proses seleksi yang lebih mudah bagi mereka yang usianya 35 tahun ke atas termasuk yang sudah mengabdi lama," kata Abdul Wahid kepada TribunKaltara.com, Minggu (02/05/2021), pukul 11.00 Wita.

Menurutnya, tenaga honorer usia 35 tahun ke atas perlu diperhatikan, lantaran mereka rata-rata mengabdi di perbatasan RI-Malaysia mulai 2-15 tahun lamanya.

Selain kesejahteraan guru, kendala lain yang perlu mendapat atensi pemerintah yakni upgrading SDM guru melalui pelatihan berbasis muatan mata pelajaran.

Termasuk juga kesenjangan sarana dan prasarana antara sekolah di perbatasan dengan wilayah perkotaan lainnya.

"Sebagian guru masih perlu dilakukan upgrading SDM. Apalagi saat pandemi Covid-19 membutuhkan skil khusus untuk pembelajaran. Karena beda mendidik atau mengajar siswa secara langsung di sekolah dengan proses belajar melalui virtual," ucapnya.

Baca juga: Cek Penerima BLT UMKM Rp 1,2 Juta di BRI dan BNI, Lakukan Ini Bila Tak Terima SMS Notifikasi

Sebagai pengurus PGRI di Nunukan, Abdul berharap dapat tercipta tri pusat pendidikan melalui sinergitas antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.

"Dengan mencermati proses belajar mengajar selama pandemi Covid-19 ini, tri pusat pendidikan sangat diharapkan terlaksana dengan baik. Itu sesuai filosofi bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara," ujarnya.

Dia mengaku, bila satu dari 3 unsur itu tidak berfungsi baik, maka dapat dipastikan proses belajar mengajar tidak maksimal.

"Ironisnya jika itu terus berlanjut maka dapat mengakibatkan learning loss yang berakibat fatal pada generasi bangsa ke depan," tuturnya.

Abdul mengimbau kepada para guru dan tenaga kependidikan di perbatasan, untuk terus mengembangkan kompetensinya sesuai dengan tuntutan zaman.

Baca juga: Pencarian Warga Hilang Kontak Memasuki Hari  Kedua, Tim SAR Tarakan Siapkan Peralatan Medis 

Sementara, terhadap orang tua siswa dan masyarakat Abdul meminta untuk terus mengawal, mendisiplinkan, serta memastikan bahwa proses belajar mengajar di masa pandemi terlaksana sesuai harapan.

"Saya yakin kalau ada peran aktif orang tua dan masyarakat proses pembelajaran bisa berlangsung sesuai harapan kita semua," ungkapnya.

(*)

Penulis: Febrianus felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved