Perbatasan RI Malaysia

Upah Guru Honorer di Perbatasan RI-Malaysia Kecil, Disdik Nunukan Minta Dana BOS Disetarakan

Upah guru honorer di perbatasan RI-Malaysia Kecil, Disdik Nunukan minta dana BOS disetarakan seperti di Papua.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
istimewa
Situasi SDN 001 Tau Lumbis, Kecamatan Lumbis Hulu 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Upah guru honorer di perbatasan RI-Malaysia Kecil, Disdik Nunukan minta dana BOS disetarakan seperti di Papua.

Upah guru honorer di Perbatasan RI-Malaysia terbilang kecil, Dinas Pendidikan Nunukan minta Dana BOS disetarakan seperti Papua.

Nasib guru honorer di perbatasan RI-Malaysia masih jauh dari kata sejahtera.

Baca juga: 18 Tahun jadi Guru Honorer di Perbatasan RI-Malaysia, Lulusan S1 ini Diupah Rp 300 Ribu Per Bulan

Baca juga: Hardiknas 2021, Kisah Guru Malinau Asal Jatim, 10 Tahun Mengajar di Kabupaten Perbatasan RI-Malaysia

Baca juga: Warga Perbatasan RI-Malaysia Keluhkan Kelangkaan LPG, Muktar: Pengiriman dari Balikpapan Terlambat

Bagaimana tidak, pada berita sebelumnya, Daud, warga Desa Tau Lumbis, Kecamatan Lumbis Hulu, mengaku sudah 18 tahun mengabdi menjadi guru honorer di Sekolah Dasar Negeri 001 Tau Lumbis, Kabupaten Nunukan.

Lulusan sarjana pendidikan itu, mengaku hanya mendapat upah Rp300 ribu per bulan.

"Saya 18 tahun jadi guru honorer. Di sekolah itu ada 8 guru yang terdiri dari 2 orang lulusan S1 termasuk saya. Satunya lagi lulusan SMA. Sementara, 5 guru lainnya lagi berstatus PNS," ujar Daud.

Kabid Pembinaan Ketenagaan, Dinas Pendidikan Nunukan, Ridwan mengatakan gaji guru honorer bersumber dari Dana BOS.

Sementara itu, Dana BOS setiap sekolah berbeda-beda tergantung dari jumlah siswa di suatu sekolah.

"Per siswa dapat Rp200 ribu per tahun dari Dana BOS. Kalau di sekolah itu ada 20 siswa ya kalikan saja. Hasilnya dibagi lagi dengan jumlah guru honorer di sekolah itu. Nah, itulah yang diterima oleh guru honorer selama satu tahun. Sesuai Juknis Dana BOS hanya 15 persen saja digunakan untuk membayarkan gaji guru honorer. Bahkan ada guru honorer yang dapat gaji Rp100 ribu per bulan," kata Ridwan kepada TribunKaltara.com, Senin (03/05/2021), pukul 19.00 Wita.

Namun, semenjak pandemi Covid-19 gaji guru honorer sedikit terbantu, lantaran pemerintah mengeluarkan kebijakan menggunakan 50 persen dari Dana BOS.

Menurut Ridwan, gaji guru honorer di Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan tentu berbeda dengan sekolah di ujung perbatasan RI-Malaysia.

"Jumlah siswa di ibukota kecamatan tentu lebih banyak. Misalnya SDN 003 Nunukan, memiliki sebanyak 700-800 siswa. Kalikan saja dengan Rp200 ribu. Dalam sebulan mereka bisa dapat gaji Rp1 juta lebih. Juknis terbaru untuk BOS Daerah boleh sampai 90 persen bayar gaji guru honor. Itu untuk mendongkrak gaji dari Dana BOS tadi," ucapnya.

Ridwan mengaku, untuk membantu para guru honorer di perbatasan, pemerintah daerah juga menyediakan tunjangan penghargaan dan perlindungan guru (Harlindung) yang bersumber dari APBD.

Tunjangan itu diberikan untuk guru honorer yang sudah mengabdi 5 tahun ke atas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved