Berita Daerah Terkini

Sebelum Nekat Terjun ke Sungai Kandilo, Pria yang Diduga Bunuh Diri Ini Teriak Dirinya Gila

Seorang warga Paser diduga bunuh diri dengan terjun ke dalam Sungai Kandilo Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.

Editor: Junisah
TRIBUNKALTIM.CO
Proses pencarian korban oleh Tim BPBD, Satpol PP dan jajaran Kodim 0904/TNG, serta Polres Paser yang diduga bunuh diri dengan terjun ke Sungai Kandilo, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Selasa (25/5/2021 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA PASER - Seorang warga Paser diduga bunuh diri dengan terjun ke dalam Sungai Kandilo Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur.

Informasi ini diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser.

Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Kodim 0904/TNG, Polres Paser dan Satpol PP sejak pagi tadi langsung  terjun ke lokasi untuk melakukan proses pencarian, Selasa (25/5/2021)

Agus Purwoko selaku Komandan Regu BPBD mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima kejadiannya sekitar pukul 23:45 WITA.

Baca juga: Mencoba Bunuh Diri, Seorang Pria Nekat Terjun dari Jembatan Pinang di Kutai Timur  

Baca juga: Punya Kisah Hidup yang Pilu hingga Ditipu Rp 34 Juta, Aktris Korea Selatan Jo Hana Bunuh Diri

"Kejadiannya tadi malam sekitar jam 23:45, korban dari rumahnya jalan kaki ke TKP dan hanya menggunakan pakaian dalam, dan menceburkan diri ke sungai Kandilo, dan korban juga tidak menggunakan sehelai pakaian pun saat terjun ke sungai," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, barang yang ditemukan di lokasi kejadian berupa celana dalam, dan 1 buah ikat pinggang diduga digunakan korban sebelum menceburkan diri ke sungai.

Korban bernama Kaharuddin (40) warga Kecamatan Tanah Grogot, belum diketahui pasti penyebab korban bunuh diri.

"Sebelum terjun ke sungai, korban berteriak 'saya gila, saya gila', namun Kami belum tau pasti apakah korban mengalami gangguan jiwa dan sebagaianya," kata Agus.

Lima unit perahu yang digunakan untuk mencari keberadaan korban, dengan menyusuri Daerah Air Sungai (DAS) Kandilo.

Baca juga: Densus 88 Tembak Mati Terduga Teroris di Makassar, Terkait Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral?

Proses pencarian sempat mengalami kendala dikarenakan kondisi cuaca yang kurang bersahabat.

"Kalau masih hujan, Kami tetap melanjutkan pencarian namun tidak turun ke sungai, namun melakukan pemantauan lewat darat dengan menyisir pinggiran sungai Kandilo," jelas Agus.

Rio (27) salah seorang pedagang di siring Kandilo yang juga merupakan saksi mata mengatakan, Ia melihat korban di depan masjid agung terlebih dulu sembari melambaikan tangan kepada pengguna jalan.

BPBD Bulungan saat lakukan pencarian warga Desa Antutan yang hilang di Sungai Kayan, ( HO / BPBD Bulungan )
BPBD Bulungan saat lakukan pencarian warga Desa Antutan yang hilang di Sungai Kayan, ( HO / BPBD Bulungan ) (HO / BPBD Bulungan)

"Saya lagi didalam mobil, melihat ada orang yang tidak pakai baju saya takut juga, pas sudah jatuh kebawah yang dari klinik juga datang (untuk melihat) baru saya berani keluar," jelasnya.

Ia bersama warga lainnya berkumpul dilokasi kejadian dan melihat korban masih ada dipinggir sungai.

"Pas Kami ngumpul orangnya masih ada dipinggir sungai, namun saat diteriaki agar korban naik ke atas, Ia makin ke tengah nda sampai stengah menit hilang langsung," paparnya.

Baca juga: Penerimaan CANS 2021, Kabupaten Malinau Dapat Kuota 290 PPPK dan 4 CPNS

Dari penuturan Rio, ciri-ciri korban badannya agak kekar, panjang rambutnya sebahu dan agak ikal.

Rencananya untuk proses pencarian di hari pertama akan berlangsung hingga Sore nanti.

Mencoba Bunuh Diri

Pria berinisian WH(25) membuat heboh masyarakat sekitar pada Minggu (9/5/2021) pukul 02.30 Wita dini hari.

Pada saat kejadian, banyak masyarakat berkerumun mencoba mengagalkan aksi bunuh diri WH.

Pasalnya, WH mencoba melakukan tindakan bunuh diri dengan memanjat bangunan Jembatan Pinang di Jalan Poros Sangatta-Bontang KM 01, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur.

Pemicu percobaan bunuh diri tersebut diduga lantaran depresi akibat masalah yang sedang dihadapinya.

"Kemungkinan dia sedang ada masalah atau depresi, tapi kita belum tahu pasti," ujar Kanit Dikyasa Polres Kutim Aipda Wahyu Winarko.

Ia menjelaskan mulanya tim gabungan mendapat informasi adanya indikasi tindakan bunuh diri di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Tak berselang lama, tim gabungan dari dinas kesehatan, PMK, Basarnas, TNI Polri, termasuk dari Dinas Perhubungan mendatangi jembatan.

Baca juga: 20 Link Twibbon untuk Ucapan Hari Raya Waisak, Simak Cara Membuat dan Membagikannya

Berbagai alat evakuasi juga didatangkan seperti perahu karet dan ambulan untuk segera melakukan penyelamatan apabila WH tidak bisa dibujuk untuk menggagalkan perencanaan bunuh dirinya.

"Untuk proses evakuasi berjalan agak alot. Tadi sudah kita negosiasi untuk turun secara baik-baik hampir 3 jam," ucapnya.

Tidak bisa menerima penyampaian dari tim, WH memutusukan untuk menjatuhkan diri ke sungai dari atas jembatan.

Beruntung tim sudah melakukan perdiksi penyelematan sehingga WH langsung dievakuasi menggunakan perahu karet tak lama setelah menceburkan diri ke sungai.

Baca juga: PPDB Kabupaten Tana Tidung 2021, Dinas Pendidikan Buka Empat Jalur, Ada Pengecualian Sekolah Ini

Usai diselamatkan, WH langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pemeriksaan dan perawatan.

Atas kejadian tersebut tim mengimbau kepada masyarakat agar segala macam persoalan bisa diselesaikan dengan baik baik.

"Mungkin bisa curhat ke keluarga ataupun ke teman dekat dan lain sebagainya. Mudahan kejadian yang semacam ini tidak terulang kembali," tutupnya.

(*)

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved