Berita Tarakan Terkini

Sosok H Momo, Warga Sebatik Nunukan yang Turut Aktif dalam Penanganan Covid-19

Warga Sebatik Nunukan, H Momo ikut berperan aktif dalam penanganan Covid-19 di daerahnya.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Amiruddin
HO/Dokumentasi Puskesmas Sebatik, Provinsi Kaltara.
Penyerahan bantuan APD oleh H Momo, salah seorang pengusaha asal Sebatik kepada Kepala Puskesmas Sebatik, Dokter Andi Syahriful sebagai upaya membantu menangani pandemic Covid-19. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Pandemi Covid-19 mulai merebak dan memasuki Kaltara di awal Maret 2020 lalu.

Saat itu, tak ada sama sekali persiapan menghadapi gempuran wabah yang cukup mematikan itu, begitu juga warga perbatasan yang ada di Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kaltara.

Akhirnya oleh Tim Satgas Penanganan Covid-19 di Kecamatan Sebatik berembuk bersama sejumlah tokoh masyarakat di sana.

Baca juga: Ratusan Suspek Covid-19 Malinau di Perbatasan RI-Malaysia, APD dan Obat Dikirim Lewat Jalur Udara

Tujuannya satu, bagaimana keluar dari situasi krisis menghadapi pademi Covid-19 kala itu.

Dikatakan Dokter Andi Syahriful Asri, Kepala Puskesmas Sebatik, Kabupaten Nunukan, penanganan Covid-19 yang melibatkan semua unsur cukup kompak sehingga perlahan bisa menekan angka penularan.

Namun di awal menghadapi pandemic, cukup sulit akunya. Peralatan tak memadai tak tersedia kala itu. Alat pelindung diri (APD) pun hanya mengandalkan jas hujan dan penutup kepala dari plastik.

Namun lanjut Dokter Syahriful, petugas medis tak sendirian. Berkat bantuan orang-orang hebat yang kompak bahu-membahu membantu keterbatasan sarana dan prasarana di Kecamatan Sebatik, akhirnya perlahan bisa bangkit melawan wabah Covid-19.

“Semua berawal dari kesepakatan bersama seluruh tokoh masyarakat yang ada di Sebatik melihat situasi pandemic Covid-19 di China yang tak berakhir, kami berpikir kenapa tidak memulai juga menyiapkan diri,” beber Dokter Syahriful.

Dari pertemuan beberapa tokoh masyarakat di Sebatik, akhirnya paham bahwa akan ada masalah serius yang harus segera ditangani dengan cepat.

Belum lagi Sebatik adalah salah satu wilayah perbatasan dengan Malaysia, sangat mudah dan cepat dijangkau virus Covid-19.

“Kami berpikir bagaimana kita harus mempunyai wadah untuk tempat berkomunikasi dan koordinasi menangani persoalan ini. Sampai akhirnya kami pun membentuk suatu posko yang menjadi media center penanganan Covid-19,” urainya.

Dari posko itu, anggota tim pun bergerak cepat melakukan penggalangan dana mengkaji strategi dan salah satu strategi awalnya menyiapkan alat tempur seperti APD.

Saat itu lanjut Dokter Syahriful, untuk memeroleh APD sangat sulit. Hanya mampu mengadakan APD yang bisa dikatakan tak cukup standar untuk melindungi diri.

“Kami hanya pakai APD jenis jas hujan. Penutup kepalanya yang bisa dibilang dibuat dari plastic. Kacamata pakai kacamata renang,” urainya.

Melihat kondisi nakes saat itu, bantuan sejumlah tokoh masyarakat Sebatik yang juga dikenal sebagai figure pengusaha sukses di Sebatik pun mulailah bermunculan.

Akhirnya sejumlah nakes bisa menggunakan APD standar meskipun masih dalam bentuk desain produk buatan sendiri saat itu.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Nunukan Rabu 30 Juni 2021, Warga Terkonfirmasi Positif Corona Bertambah 16 Orang

“Selanjutnya kami kasih desain bagaimana standarnya, bahannya seperti apa dan oleh pengusaha di Sebatik pun memperjuangkan membantu untuk membuatkan APD tersebut,” bebernya.

Lalu memasuki April 2020, kasus konfirmasi positif mulai bermunculan di Nunukan tak terkecuali Kecamatan Sebatik.

Saat itu tercatat 9 kasus aktif. Klaster awal saat itu klaster jemaah tabligh yang berasal dari pelaku perjalanan asal Gowa, Makassar.

Karena sudah memiliki sejumlah persiapan, posko pun sudah terbentuk, tim saat itu mulai bekerja melakukan penanganan. Seluruh keluarga kontak erat kasus konfirmasi positif Covid-19 dikarantina.

Salah seorang tokoh masyarakat yang cukup dikenal di kalangan masyarakat Sebatik saat itu yakni H Nuwardi Pakki atau dikenal H Momo, ia juga dikenal sebagai salah seorang pengusaha.

Kata Dokter Syahriful, H Momo saat itu kontribusinya dirasakan begitu membantu pihak satgas.

Ia mensupport penuh totalitas. Mulai dari membantu menyiapkan APD, kemudian sempat pula tim diberikan alat perlindungan diri berupa kalung yang dipercayai bisa menangkal penularan Covid-19.

Selanjutnya kegiatan vaksin flu dan vaksin pneumonia bagi 9 tenaga kesehatan yang benar-benar bekerja di garda terdepan agar mereka tetap bisa terlindungi dari Covid-19.

Inisiatif vaksin berasal dari H Momo yang membantu dalam hal penganggaran. Dari sisi medis lanjutnya, memang itu hanya untuk membantu memperkuat kekebalan tubuh bagi para nakes yang bekerja menghadapi pasien konfirmasi Covid-19.

“Karena saat itu gejala yang muncul kan flu dan pneumonia. Jadi minimal divaksin untuk membantu mengurangi gejala jika terpapar walau saat itu dua vaksin ini belum direkomendasi untuk menangani Covid-19. Ini hanya inisiatif saat itu,” ujarnya.

Biaya vaksinnya sendiri saat itu ditaksir bisa mencapai Rp 9 juta per dosis. Per dosis disuntikkan bagi nakes yang berhadapan kontak erat.

Lalu lanjut Dokter Syahriful lagi, saat melakukan tugas di posko, semua petugas dirapid antibody untuk mengecek kondisi kesehatan.

Saat itu harga rapid antibody masih mahal dan lagi-lagi oleh H Momo mendatangkan alat itu secara gratis untuk digunakan seluruh tim satgas yang bertugas di posko.

“Bisa dibilang kami sering sekali kontak erat dengan orang banyak saat itu. Harganya mahal sekali selain itu sulit sekali didapat,” jelasnya.

Lanjutnya lagi, setelah mulai stabil dan pemerintah pusat sudah mulai melakukan penerapan protocol kesehatan 3M, kegiatan terus berlanjut.

Sosialisasi penggunaan masker, pengadaan handsanitizer, mulai digalakkan. Dan masih tetap ikut terjun bersama nakes, H Momo dan sejumlah pengusaha di Sebatik tak lepas tangan.

Mereka tetap membantu dalam hal pemberian hand sanitizer, masker, fasilitas cuci tangan di beberapa titik.
Tak berhenti sampai di situ. Kasus konfirmasi positif semakin memuncak.

Oleh H Momo Kembali berinisatif melakukan pengadaan mesin PCR yang harganya dikisarkan mencapai RP 2,5 miliar saat itu. Mesin PCR merupakan produk Jerman.

“Kami saat itu kami ditanya kendala menghadapi Covid-19. Kami sampaikan kadang kami kesulitan membaca hasil swab pasien bisa sampi 10 hari baru ditahu hasilnya.

Keburu sembuh pasiennya baru ditahu positif. Karena saat ambil sampel, kami kirim ke Nunukan. Nunukan kirim ke Tarakan, Tarakan kirim ke Surabaya. Panjang sekali birokrasinya,” beber Syahriful.

Baca juga: Vaksinasi Massal Covid-19 di Pelabuhan Tunon Taka Hari Ini, 600 Warga Nunukan Jadi Target

Mendengar keluhan petugas nakes kala itu, lagi-lagi H Momo sudah berniat ikut terlibat membantu dalam pembelian mesin PCR. Mesin PCR ini diharapkan membantu kegiatan tracing kontak erat.

“Saat itu beliau cari informasi dan diperlihatkan gambarnya. Lalu masalahnya yang mengoperasikan, bahan sekali pakai dan laboratoriumnya yang kurang. Kami bisa saja menyesuaikan dengan bangunan yang ada begitu juga tenaga SDM-nya,” ujarnya.

Namun karena berbenturan dengan aturan, pihaknya tidak bisa asal melakukan pengadaan mesin PCR.

Begitu juga memberangkatkan tenaga kesehatan karena semua mengacu pada aturan Kemenkes dan Satgas nasional.

Termasuk dalam hal penentuan laboratorium standar lengkap dengan perizinannya.

“Yang dianggap standar terdekat ada di RSUD Tarakan. Sehingga ada alatnya, sarpras harus mendukung dari sisi safety.

Akhirnya gak jadi beli. Namun beliau rekomndasikan ke Tarakan alat PCR-nya,” ujarnya.

Setelah itu, akhirnya penanganan Covid-19 mulai stabil ditangani pihaknya. Terbaru menyoal varian baru yang dikabarkan sudah mulai bermunculan, mutase dari Covid-19.

Dibeberkan Syahriful, pada dasarnya semua itu bisa ditangani jika setiap klister yang muncul dilakukan pengecekan paparan Covid-19 jenis apa yang menulari pasien. Ketika menemukan varian baru harus segera dilakukan penanganan lebih cepat.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved