Berita Tana Tidung Terkini
Kisah dr Budi Samroni, Dirut RSUD Akhmad Berahim: Pernah 2 Kali Menolak Jabatan Dirut RSUD yang Sama
Ada kisah menarik dari Dirut RSUD Akhmad Berahim KTT, dr Budi Samroni. Ternyata dia pernah menolak jabatan Dirut di RSUD yang dipimpinnya sekarang.
Penulis: Rismayanti | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG – Ada kisah menarik dari Dirut RSUD Akhmad Berahim KTT, dr Budi Samroni. Ternyata dia pernah menolak jabatan Dirut di RSUD yang dipimpinnya ini.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Kepada TribunKaltara.com, dr Budi Samroni mengisahkan perjalanan karirnya di kabupaten terbaru di Provinsi Kalimantan Utara ini.
Sempat mengabdi dua tahun di Kabupaten Malinau, Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Akhmad Berahim Kabupaten Tana Tidung, dr Budi Samroni memilih ikut tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Bumi Upun Taka.
Alasannya memilih tes CPNS di KTT terbilang cukup unik, karena menurutnya cakupan wilayah Tana Tidung tak seluas Malinau.
Baca juga: Akui Sarana Prasarana Kurang, Dirut RSUD Akhmad Berahim KTT dr Budi Samroni Sebut Perlu Pembenahan
Sebelumnya, pria kelahiran Sumatera ini sempat mengabdi selama dua tahun di Desa Long Ampung, Malinau sebelum akhirnya lolos tes CPNS sebagai dokter di Tana Tidung.
"Saat saya ke sini ternyata wilayahnya tidak terlalu luas, paling jauh itu Tana Lia. Setelah saya pelajari ternyata Tana Lia lebih dekat dengan Tarakan," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Selasa (6/7/2021)
Di Tana Tidung lah, anak ke-8 dari 11 bersaudara itu memulai jenjang karirnya sebagai Kepala Puskesmas Tana Lia selama delapan tahun.
"Setelah itu, langsung dimintai tolong menjadi Dirut RSUD Akhmad Berahim sejak 5 November 2019 dilantik sampai sekarang. Kebetulan saat itu direktur lamanya pindah tugas," katanya.
Menariknya, sebelum dilantik menjadi Dirut RSUD, pria kelahiran Bandar Lampung itu pernah menolak jabatan tertinggi di RSUD ini.

Tak tanggung-tanggung, Budi Samroni menolak jabatan yang diembannya sejak 2019 itu hingga dua kali.
"Namun, yang ketiga itu saya disuruh segera datang ke Tidung Pala (sebutan dari Tideng Pale), katanya ada rapat masalah anggaran.
Sampai sini (Tideng Pale) ternyata serah terima jabatan. Bingunglah saya, mau tidak mau saya terima tanggung jawab besar ini," tuturnya
Baca juga: Satu Tenaga Kesehatan Reaktif Covid-19, Poli Kandungan di RSUD Akhmad Berahim Tana Tidung Ditutup
Dua Tahun Mengabdi Tak Pernah Beli Beras
Usai menyelesaikan gelar profesi dokternya di Medan, dr Budi Samroni mengabdikan diri sebagai dokter di Desa Long Ampung, Kecamatan Kayan Selatan, Kabupaten Malinau.
Jebolan Universitas Malahayati Lampung itu mengenang kisahnya saat pertama kali menginjakkan kakinya di Bumi Intimung.
Budi Samorni mengaku sempat dikasih daging babi oleh warga Desa Ampung, karena dikira warga asli desa tersebut.
Baca juga: Lagi Lockdown, Desa Maning di Tana Tidung Tak Laksanakan Pilkades Serentak, 31 Desa Berjalan Lancar
"Saya pernah dikasih daging B2 (babi) 4 Kg. Saya tanya apa itu We' (sebutan Ibu dalam bahasa dayak), dia bilang babi. Saya ndak makan babi. Jadi digantilah daging B2 tu dengan ayam," cerita dia sembari tertawa.
Tak hanya itu, menariknya, karena ramahnya masyarakat di Long Ampung, ia bahkan tidak pernah membeli beras selama mengabdi dua tahun di desa itu.
"Saya dikasih beras terus sama warga di sana. Terutama ibu-ibu, kalau saya pulang kerja, asal pintu terbuka atau kunci tertempel di pintu, pasti sudah ada ikan, sudah ada beras, sama sayur," kenang dia.
(*)
Biodata dr Budi Samroni
Nama Lengkap: Budi Samroni
TTL : Bandar Lampung, 26 Juli 1982
Alumni: Universitas Malahayati Lampung
Profesi: Dokter Umum
Jabatan sekarang: Dirut RSUD Akhmad Berahim Kabupaten Tana Tidung
Jabatan Sebelumnya: Kepala Puskesmas Tana Lia
Anak ke: 8 dari 11 bersaudara
Ayah: Guru
Ibu: Ibu Rumah Tangga
Penulis: Risnawati