Berita Tana Tidung Terkini
Tanggapan Dirut RSUD Akhmad Berahim soal Video Viral Keluarga Pasien Keluhkan Pelayanan Rumah Sakit
Dirut RSUD Akhmad Berahim Tana Tidung, dr Budi Samroni menanggapi terkait video viral keluarga pasien Covid yang kecewa terhadap pelayanan rumah sakit
Penulis: Rismayanti | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah Akhmad Berahim Kabupaten Tana Tidung, dr Budi Samroni menanggapi terkait video viral keluarga pasien Covid-19 di KTT yang kecewa terhadap pelayanan rumah sakit yang dipimpinnya.
"Sebelumnya saya atas nama rumah sakit mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban dan juga masyarakat atas ketidaknyamanan beberapa hari ini, karena proses pemulasaran jenazah," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Kamis (12/8/2021)
Budi menjelaskan, terkait masalah proses pemulasaran jenazah yang sempat viral beberapa hari ini, yang menyebut pihak rumah sakit tidak ada usaha sama sekali, dia tegaskan tidak benar.
Baca juga: BREAKING NEWS - Viral Video Keluarga Pasien Covid-19 Kecewa Penanganan Jenazah di RSUD Tana Tidung
"Karena terus terang, sebenarnya malam harusnya proses dimandikan, jadi sudah ada yang bersedia. Tapi pihak keluarga minta pagi hari untuk dimandikan,” ungkapnya.
Pada pagi harinya, pihak RSUD sudah konfirmasi sama Ibu yang untuk memandikan almarhumah, tapi tidak bisa karena berhalangan.
Baca juga: Soal Pemindahan Pusat Pemerintahan Tana Tidung, Yansen Tipa Padan Beber Respons Pemprov Kaltara
“Kebetulan ada proses pelantikan (Kepala Desa se Kabupaten Tana Tidung) waktu itu kan (10/8)," terangnya.
"Jadi kita cari. Teman-teman rumah sakit sebenarnya kita sudah sama-sama usahakan untuk cari di lapangan," sambungnya.
Budi mengakui, pihaknya terkendala pada proses pemandian jenazah hingga pukul 11.00 Wita.
Memang saat itu tidak ada proses pemandian, karena yang memandikan tidak ada, memang kita agak terkendala sampai jam 11.00 Wita," sambungnya.
Baca juga: Hampir 70 Persen Nakes di Tana Tidung Sudah Terpapar Covid-19, Berikut Ini Janji Bupati Ibrahim Ali
Meski begitu lanjut Budi, sebelumnya ada satu petugasnya yang bisa untuk memandikan jenazah pasien.
Kemudian dia menawarkan kepada pihak keluarga, pada pukul 09.30 untuk proses pemandian.
"Tetapi pihak keluarga minta waktu mencari dua orang untuk membantu pihak rumah sakit.
Jadi Kita tunggu sampai setengah jam, ternyata yang bersangkutan ditelepon itu pun tidak bersedia," katanya.
"Mereka bersedia untuk memandikan kalau di rumah. Kesimpulan tersebut, daripada menahan almarhumah, jadi kita berdiskusi.
Pihak keluarga juga meminta saran seperti apa sama Satgas, bisakah dibawa pulang. Saat itulah dibawa pulang untuk proses pemandian di rumah," lanjutnya.