Berita Nunukan Terkini
Peserta Seleksi PPPK di Perbatasan RI-Malaysia Keluhkan Passing Grade Tinggi, Minta ini Ke Menpan RB
Calon peserta seleksi PPPK guru dari perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Nunukan kKeluhkan passing grade terlalu tinggi, minta ini ke Menpan RB.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
Guru Honorer 20 Tahun Minta Dispensasi Pemerintah
Amaldin (51), seorang guru honorer di SDN 001 Sebatik Tengah, meminta agar keputusan Menpan RB nomor 1127 tahun 2021 ditinjau ulang.
Bapak tiga anak itu mengaku sudah 20 tahun mengabdi menjadi guru honorer dengan upah per bulan yang masih jauh dari kata sejahtera.
"Saya sudah 20 tahun jadi guru honor. Saya mengajar kelas IV SD. Upah pertama kali honor itu sebesar Rp250 ribu. Lalu lima tahun selanjutnya naik jadi Rp700 ribu, dan sekarang Rp3 juta, tapi per triwulan baru terima," ungkap Amaldin melalui telepon seluler.
Alumni Universitas Terbuka Tarakan itu menuturkan, dirinya sempat mengikuti ujian K2 guru honorer, namun nasib belum berpihak pada dia.
Amaldin berharap kepada pemerintah agar pada tes seleksi guru PPPK tahun ini, ada dispensasi bagi peserta yang telah mengabdi belasan hingga puluhan tahun di perbatasan.
Baca juga: Lokasi SKD Guru PPPK di Nunukan hanya Satu, Kadisdikbud Sesalkan Keputusan Panitia Provinsi Kaltara
"Sempat ikut ujian K2 tapi tidak lolos. Saya guru paling tua yang tidak lolos. Harapan saya passing grade guru PPPK diturunkan. Apalagi kami tidak seberapa menguasai IT," imbuhnya.
Penulis: Febrianus Felis
Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com
Follow Twitter TribunKaltara.com
Follow Instagram tribun_kaltara
Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official