Berita Tarakan Terkini

Lahan Persawahan di Tarakan Terbatas, Distan Beber Bisa 2 Kali Tanam dan Pernah Panen Tembus 6,8 Ton

Lahan persawahan di Kota Tarakan terbatas, Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kota Tarakan beber bisa 2 kali tanam dan pernah panen tembus 6,8 ton.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
HO/DINAS TANAMAN PANGAN DAN PERTANIAN TARAKAN
Aktivitas panen di Kelurahan Mamburungan belum lama ini. HO/DINAS TANAMAN PANGAN DAN PERTANIAN TARAKAN 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Lahan persawahan di Kota Tarakan terbatas, Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kota Tarakan beber bisa 2 kali tanam dan pernah panen tembus 6,8 ton.

Tercatat selama 2021, Kota Tarakan sudah melaksanakan panen padi sebanyak dua kali di Kelurahan Mamburungan yang dilaksanakan Kelompok Tani Serumpun Satu.

Dibeberkan Husna Ersant Dirgantara, Kepala Bidang Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kota Tarakan, pada panen pertama sebanyak 3,9 ton gabah kering dihasilkan.

Baca juga: Gubernur Zainal Paliwang Terima Perwakilan PBFI Tarakan, Gelar Turnamen Se-Kalimantan di Kaltara

“Kemarin pakai metode hazton, dengan daya tanam, satu lubang bisa sampai 25 rumpun. Padahal biasanya hanya 4-5 rumpun dalam satu lubang. Dan ini percontohan,” ujar Ersant.

Panen kedua menghasilkan sekitar 6,8 ton padi menggunakan metode hazton di lokasi sama, Serumpun Satu Mamburungan.

“Jadi memang di sana cocok untuk lahan pertanian. Terhitung Tarakan dua kali panen sudah padi. Tarakan sendiri setahun hanya dua kali panen saran dari pihak kementerian. Dan cuaca tidak memungkinkan tiga kali panen dalam setahun," ujarnya.

Ia melanjutkan, adapun setelah dipanen, hanya untuk konsumsi pribadi. Karena memang hasilnya masih kurang.

“Dipanen di lahan satu hektare saja,” lanjutnya.

Total luasan lahan persawahan di Tarakan yang mumpuni hanya 10 hektare yang produktif. Dengan luasan itu dinilai masih kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan di Tarakan.

“Luasan baku padi sawah hanya 10, 2 hektare. Kecil sekali. Untuk pribadi saja itu,” jelasnya.

Baca juga: Serahkan Bantuan Modal, Presiden Joko Widodo Harap Pedagang Kaki Lima di Tarakan Kembangkan Usaha

Ia menambahkan, demplot padi metode hazton sebelumnya sudah ada bantuan bibit kemudian pupuk, pestisida dari pihak BI dan Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian.

“Kalau dari dinas berikan bantuan mesin perontok padi. Sudah ada dua kelompok yang dapat. Serumpun Satu dan Mapan Sejahtera,” ujarnya.

Adapun anggaran berasal dari APBN dan sudah diserahkan tahun 2020 lalu. Lebih jauh ia mengulas produksi padi setiap tahun hanya bisa dilaksanakan dua kali.

“Usia tanam padi tiga bulan. Tarakan bisa hanya lahan terbatas. Kalau kontur tanah mendukung saja. Selain soal lahan juga minat warga yang ingin menjadi petani,” ujarnya.

Belum lama ini ada warga yang memiliki lahan dan ingin menyulap lahannya di Kelurahan Juata Laut seluas 50 hektare untuk ditanami padi.

Baca juga: Start di Pelabuhan Sebawang, Ini Jadwal Kapal Feri Rute Tana Tidung ke Tarakan Rabu 20 Oktober 2021

“Namun agak kesulitan cari petaninya. Dia punya lahan. Tapi tidak ada petaninya. Kalau menanam padi harus telaten. Belum peralatan, perawatanya, serangan hama, jamur, belalang. Itu yang mungkin membuat kurang peminatnya,” pungkasnya. (*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved