Berita Nunukan Terkini

Maulid Nabi Muhammad SAW di Nunukan Digelar di Islamic Center, Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Nunukan, Kalimantan Utara bakal dihelat pada 27 Oktober 2021.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Islamic Center Nunukan, Jalan Sei Jepun Kecamatan Nunukan Selatan. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis. 

Sejak peringatan Maulid Nabi pertama kali itu, tradisi Maulid Nabi dilakukan oleh sebagian umat Islam hingga sekarang.

Para ulama terkemuka dan Huffazh Al-Hadis telah menyatakan demikian.

Adapun ulama tersebut adalah:

- Al-Hafizh Ibn Dihyah (abad 7 H),

- Al-Hafizh Al-Iraqi (w. 806 H),

- Al-Hafizh As-Suyuthi (w. 911 H),

- Al-Hafizh Al-Sakhawi (w. 902 H),

- SyeIkh Ibn Hajar Al-Haitami (w. 974 H),

- Al-Imam Al-Nawawi (w. 676 H),

- Al-Imam Al-Izz ibn Abd Al-Salam (w. 660 H),

- Mantan mufti Mesir, Syeikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’i (w. 1354 H),

- Mantan Mufti Beirut Lubnan yaitu Syeikh Mushthafa Naja (w. 1351 H).

Kemudian, perayaan Maulid Nabi menjadi tradisi umat Islam setiap bulan Rabiul Awal bagi generasi umat Islam dari masa ke masa.

Selain pendapat pertama tentang perayaan pertama oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut, ada juga pihak lain yang mengatakan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi.

Sultan Salahuddin merayakan Maulid Nabi untuk membangkitkan semangat umat islam pada masa Perang Salib.

Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

صَلَاحِ الدِّينِ الَّذِي فَتَحَ مِصْرَ ؛ فَأَزَالَ عَنْهَا دَعْوَةَ العبيديين مِنْ الْقَرَامِطَةِ الْبَاطِنِيَّةِ وَأَظْهَرَ فِيهَا شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ

Artinya:

“Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.”[2]

Dalam perkataan lainnya, Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

فَتَحَهَا مُلُوكُ السُّنَّة مِثْلُ صَلَاحِ الدِّينِ وَظَهَرَتْ فِيهَا كَلِمَةُ السُّنَّةِ الْمُخَالِفَةُ لِلرَّافِضَةِ ثُمَّ صَارَ الْعِلْمُ وَالسُّنَّةُ يَكْثُرُ بِهَا وَيَظْهَرُ

Artinya:

“Negeri Mesir kemudian ditaklukkan oleh raja yang berpegang teguh dengan Sunnah yaitu Shalahuddin. Dia yang menampakkan ajaran Nabi yang shahih di kala itu, berseberangan dengan ajaran Rafidhah (Syi’ah). Pada masa dia, akhirnya ilmu dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin terbesar luas.”[3]

Sumber lain mengatakan perayaan Maulid pertama kali diprakarsai oleh Dinasti Fatimiyyun sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli sejarah.

Nilai yang diperoleh dari Peringatan Maulid Nabi, dikutip dari Kemenkumham.go.id

Baca juga: Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Mengenal Hari Kelahiran dan Perayaannya

1. Nilai spiritual

Nilai spiritual yang didapatkan dari perayaan Maulid Nabi adalah menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad.

Ekspresi kegembiraan dalam perayaan tersebut merupakan ceriminan penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad merupakan sosok Nabi yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Sehingga, umat Islam wajib meneladani sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad.

Dengan mengingat Maulid Nabi, maka hati akan tergerak mengucap shalawat Nabi dan amalan-amalan lain.

2. Nilai moral

Nilai moral yang dapat diambil dari perayaan Maulid Nabi adalah menyimak akhlak terpuji dari Nabi Muhammad SAW.

Adapun akhlak terpuji itu merupakan ajaran moral yang baik untuk seluruh umat manusia.

Kemudian, diharapkan umat manusia dapat mempraktikan sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, nasihat dan pengarahan dari para ulama dalam perayaan Maulid Nabi juga dapat menjadi tuntunan dan bimbingan agama.

Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW. Bacaan sholawat yang dapat diamalkan beserta arti dan kegunaannya. https://www.aa.com.tr/
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW. Bacaan sholawat yang dapat diamalkan beserta arti dan kegunaannya. https://www.aa.com.tr/ (https://www.aa.com.tr/)

3. Nilai persatuan

Nilai persatuan berkaitan erat dengan nilai sosial.

Nilai persatuan menggambarkan persatuan umat Islam dalam memperingati Maulid Nabi.

Umat Islam bersatu dalam suasana suka cita menyambut peringatan kelahiran Nabi Muhammad.

Selain itu, Maulid Nabi juga mengingatkan tentang perayaan Maulid Nabi pada masa Perang Salib yang dapat mempersatukan kekuatan dan kebersamaan para pejuang Islam.

4. Nilai sosial

Nilai sosial dari adanya perayaan Maulid Nabi adalah terjalinnya hubungan yang baik antar manusia.

Hubungan tersebut menggambarkan kerukunan umat Islam dalam membantu sesama.

Terutama bagi orang yang menyediakan hidangan dan jamuan bagi para tamu dari golongan fakir miskin.

Maulid Nabi bisa menjadi tradisi untuk mensyukuri rahmat Allah yang diberikan melalui perayaan Maulid Nabi.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved