Liga Champions
Lawan Atalanta di Liga Champions, Solskjaer Enggan Bahas Formasi, Man United Pakai Skema 4-2-3-1?
Lawan Atalanta di Liga Champions, Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer enggan bahas formasi, apakah Man United akan pakai skema 4-2-3-1?
Hasilnya, Spurs yang menguasai jalannya pertandingan tak mampu bergerak lebih banyak selain berputar-putar di area tengah.
Baca juga: Antonio Conte Tertarik Gantikan Solskjaer usai Manchester United Babak Belur Dihajar Liverpool
Keberadaan tiga bek sejajar juga membuat pertahanan Setan Merah lebih solid, jika sebelumnya mereka kebobolan sebanyak lima gol.
Dalam laga melawan Spurs, bahkan Harry Kane dan kolega tak mampu menciptakan shot on goal sekalipun, David de Gea pun dibuat jadi pengangguran.
Catatan mentereng tersebut sepatutnya bisa Solskjaer pertahankan saat menghadapi Atalanta malam nanti, selain membuat pertahanan United lebih rapat, mereka juga dapat mengintimidasi lawan lewat serangan balik cepat.
Skema dasar 3-5-2 yang dipakai berubah menjadi 5-3-2 saat bertahan, menumpuknya pemain United di belakang memberanikan Solskjaer untuk bermain dengan garis pertahanan rendah.
Hal tersebut memberi keuntungan pada Setan Merah saat melakukan serangan balik, para pemain The Lilywhites yang bermain cukup tinggi memudahkan Bruno untuk menjembatani Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani yang menjadi ujung tombak.
Satu gol yang diciptakan Cavani adalah contohnya, Spurs yang keasikan menyerang lupa jika United memiliki dua striker dengan intusisi menyerang mematikan.
Lewat serangan balik cepat, Cristiano Ronaldo yang menerima bola dari Bruno Fernandes, mengirim umpan terobosan yang mengarah ke kaki Cavani, dengan dingin, striker berusia 34 tahun tersebut mampu melakukan finishing, dan mencatatkan namanya di papan skor untuk membawa United unggul dengan defisit dua gol.
"Mereka tampil bagus saat dimainkan bersama, mereka saling menghormati satu sama lain," kata Solskjaer dilansir Khelnow.
"Para pemain muda kami harus belajar dari Ronaldo dan Cavani. Kerja keras dan kualitas mereka luar biasa di lapangan," lanjutnya.
Ya, keputusan Solskjaer untuk memasang dua striker gaek tersebut memang memberikan impact spontan dalam urusan menyerang Setan Merah.
Baca juga: Jelang Laga Lawan Liverpool, Sancho Dapat Dukungan Eks Winger Manchester United, Belum Juga Bersinar
Pergerakan tanpa bola mereka di depan membuat barisan pertahanan Spurs kelimpungan, mereka juga memudahkan Bruno untuk menambah pundi-pundi assistnya, gol dari Ronaldo semalam adalah hasil dari umpan matang sang playmaker.
Kerja sama antara tiga pemain tersebut terbukti ampuh saat Solskjaer bermain dengan 3-5-2, insting mereka dalam hal mencetak gol dan menciptakan peluang begitu ampuh jika mendapatkan kebebasan ruang.
Cara yang sama bisa dipakai Solskjaer untuk mengeksploitasi pertahanan Atalanta. Skuat asuhan Gasperini musim ini bermain sangat terbuka, garis pertahanan mereka begitu tinggi. Alhasil, jumlah kebobolan mereka di Italia mencapai angka 14.
Sementara itu, saat menghadapi Spurs, Manchester United juga lebih menitikberatkan sayap kiri untuk menyerang.
Dilansir Whoscored, sebanyak 51% serangan United berlangsung dari sayap kiri. Solskjaer mengandalkan Luke Shaw dan Cristiano Ronaldo, hingga Bruno Fernandes yang aktif bergerak ke kedua sayap dari lini tersebut.
Keputusan Solskjaer untuk lebih menyerang dari sisi kanan cukup rasional, Luke Shaw lebih baik dalam urusan menyerang ketimbang Wan-Bissaka yang berada di wing back kanan, akurasi crossing pun Shaw lebih unggul.
Keberadaan Wan-Bissaka di sisi kanan lebih difungsikan sebagai pemutus serangan Spurs, Son Heung-min yang berhadap bersama Wan-Bisakka dibuat mati kutu dalam pertandingan semalam.
Tiga bek sejajar yang dipasang Solskjaer juga memberikan performa gemilang. Victor Lindelof, Raphael Varane, dan Harry Maguire mampu memberi rasa aman kepada De Gea untuk lebih bersantai berada di bawah mistar gawang.
Ketiga bek tersebut melakukan blocked shots sebanyak 4 kali, clearances sejumlah 25 kali, serta 7 kali interceptions. Aspek-aspek bertahan tersebut mampu membuat gawang United terhindar dari kebobolan bahkan shots on target.
Keberainan Solskjaer merubah sistem permainannya menjadi 3-5-2 patut diberi apresiasi, ia banyak belajar dengan kekalahan menyakitkan saat berhadapan dengan Liverpool.
Efisiensi permainan dan agresifitas serangan balik Manchester United perlu dipertahankan sang juru taktik agar terhindar dari pemecatan yang selama sepekan ini begitu ramai dibicarakan.
Konsistensi yang selama hampir empat tahun menjadi masalah Solskjaer sudah saatnya mampu ia benahi.
Keputusan cerdas yang ia lakukan di pertandingan kemarin harus kembali ia tunjukkan di pertandingan Setan Merah malam nanti.
Baca juga: Hasil Liga Inggris, Hajar Aston Villa di Stadion Emirates, Arsenal Samai Poin Manchester United
Skema tiga bek yang ia terapkan cocok dengan kapasitas pemain yang United miliki, baik dalam urusan menyerang ataupun bertahan, permainan United terlihat lebih solid dan efisien.
Patut dinanti bagaimana Solskjaer menerapkan skemanya saat menghadapi Atalanta nanti malam. Karirnya yang terselamatkan berkat kontra strategi saat menghadapi Spurs difavoritkan untuk ia pertahankan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Liga Champions: Solskjaer & Pertanyaan yang Mengiringinya, Pakai Skema Conte atau Balik ke 4-2-3-1?, https://www.tribunnews.com/superskor/2021/11/02/liga-champions-solskjaer-pertanyaan-yang-mengiringinya-pakai-skema-conte-atau-balik-ke-4-2-3-1?page=4.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/ole-gunnar-solskjaer-260920.jpg)