Berita Bulungan Terkini

Letak Pasar di Kecamatan dan Desa Tidak Strategis, Bupati Bulungan Singgung Penyerahan Aset

Bupati Bulungan, Syarwani mengaku bangunan pasar di tingkat Kecamatan dan Desa masih banyak belum beroperasi secara maksimal.

Penulis: - | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM/ GEORGIE SENTANA HASIAN SILALAHI
Bupati Bulungan, Syarwani. (TRIBUNKALTARA.COM/ GEORGIE SENTANA HASIAN SILALAHI) 

TRIBUNKALTARA.COM, BULUNGAN - Bupati Bulungan, Syarwani mengaku bangunan pasar di tingkat Kecamatan dan Desa masih banyak belum beroperasi secara maksimal.

Hal ini terlihat dari lokasi pasar yang sulit dijangkau pembeli, sehingga distribusi komoditasnya selalu terlambat.

"Saya sudah memberitahu kepada Pemerintah Desa (PemDes) untuk dikelola, sehingga, bisa berpotensi untuk menjadi sumber pendapatan bagi desa, dan para pelaku usaha," ucapnya Selasa (2/11/2021).

Syarwani meminta sebelum melakukan penyerahan pengelolah aset bangunan Pasar, ke Pemerintah Desa (PemDes), perlu ditindaklanjuti dahulu, karena hasil pemasukan dana akan diawasi Badan Usaha Milik Desa (BumDes).

"Jadi, sekarang yang masih terkendala adalah masalah asetnya, jika aset tersebut sudah diserahkan maka pasar akan dikelola masyarakat dan diawasi pemerintah desa (Pemdes) maupun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sehingga keberadaan pasar ini bisa menjadi sumber pemasukan dana desa," ungkapnya.

Baca juga: Pengrajin Lokal di Pasar Induk Tanjung Selor Akui Banyak Pembeli, Ingin Berikan Hadiah ke Gubernur

Syarwani menyebutkan pasar di Tanjung Palas Utara yang dibangun Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, rencananya akan dihibahkan ke Pemkab Bulungan, tetapi hingga saat ini tidak kunjung terlaksanakan.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Disperindagkop Bulungan, Asmuni mengatakan saat ini yang menjadi masalah utama pasar adalah dari sisi tata letak bangunan yang tidak strategis.

"Tetapi, saya tidak mau mengkritisi hal itu, karena itu kebijakan pimpinan, terus terang saja ada beberapa tata letak bangunan pasar kurang pas, makanya banyak bangunan yang tidak beroperasi maksimal," ungkapnya.

Adapun menurut Asmuni bangunan pasar yang letaknya jauh dari permukiman, yakni di Kecamatan Sekatak dan di Desa Salimbatu, Tanjung Palas Tengah.

"Pasar di Desa Jelarai itu sudah pernah difungsikan, tetapi, hanya berjalan kurang lebih satu bulan, setelah itu tidak berfungsi lagi. Kemudian pasar di Desa Salimbatu, terlalu jauh juga dari permukiman," ungkapnya.

Asmuni juga mengungkapkan masalah lain yang terjadi di pasar Desa Salimbatu yakni para konsumen mengeluhkan pedagang yang tidak tentu berjualan.

Pasalnya pasar di Desa Salimbatu didominasi pedagang musiman.

"Banyak konsumen kecewa karena yang ditemui di pasar adalah pedagang musiman, maka kami minta tolong kepada Bupati segera membuat kebijakan tegas agar ada pedagang tetap dan konsumen bisa datang juga setiap hari," ungkapnya.

Pihaknya sudah membuat rencana kebijakan agar para pedagang di pasar Desa Salimbatu dan pasar Jelarai jadi pelaku usaha tetap, karena lokasi aset pasar akan diserahkan ke pemerintah desa

"Saya sudah bantu membuat rencana kebijakan untuk penyerahan aset Pemerintah Kabupaten Bulungan, ke pemerintah desa, supaya para pedagang di pasar di Km 2 Desa Jelarai dan pasar di Desa Salimbatu, ke depannya jadi pelaku usaha tetap bukan musiman lagi," ungkap Asmuni.

Baca juga: Bangunan Masih Menjadi Aset Kabupaten, Pasar Salimbatu Bulungan tak Berfungsi, Ini Penjelasan Kades

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved