Berita Tarakan Terkini
Cerita M Yainuri, Pelaku UMKM Sukses Sulap Lapak Sayur jadi Minimarket lewat Program KUR BRI
Cerita Yainuri pernah digusur Satpol PP Tarakan, sekarang sukses kolaborasi minimarket & lapak sayur.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
Saat itu dalam komunitasnya yang berjumlah 200 orang, bisnisnya sama semua, yakni jualan sayur.
Ia pun memutar otak bagaimana agar bisnisnya berkembang meski bisnis yang dijualkan atau digeluti sama.
Mulailah saat itu memodifikasi jualan. Selain sayur perlahan-lahan menambah jualan bahan atau bumbu dapur. Tak membutuhkan waktu lama, jarak 3 bulan sudah bisa pakai motor.
Baca juga: Berawal dari Nasabah Pinjaman Beralih Menjadi AgenBRILink, Kini Miliki 1.500 Transaksi Per Bulan
“Sementara teman-teman lain yang sudah lama masih bertahan pakai sepeda jualan sayurnya. Tiga bulan kemudian akhirnya bisa ganti kendaraan roda tiga. Kami masih keliling saat itu,” ungkapnya.
Setelah itu akhirnya, ia bisa mengganti kendaraan dari tiga roda berganti kendaraan pikap. Berjualan sayur menggunakan sepeda ontel dan mobil pikap tentulah berbeda dan ada kurang lebihnya.
“Karena kalau pakai mobil kami tidak bisa masuk gang-gang. Jadinya mangkal di depan Masjid Darul Akbar. Kami waktu itu sekalian hampar terpal.
Dan pembeli menggila saat itu, sampai ada yang parkir sembarangan. Dan datanglah Satpol PP menegur kami,” ungkapnya terkekeh.
Waktu itu sebenarnya bukan sekali dua kali ditegur. Berkali-kali pihak Satpol PP melakukan teguran. Namun kondisinya saat itu pelanggannya juga banyak. Akhirnya sempat kucing-kucingan.
“Masih di zaman Pak Dison waktu itu. Tapi beliau orang baik. Jadi saya dinasihati, bahkan katanya jualan saya ini bisa jadi inspirasi karena, jualan sembako di rumah di Gang Nipah, sambil jualan sayur,” bebernya.
Karena dianggap parkiran pelanggan mengganggu lalu lintas pengendara, beruntung ia diperbolehkan pemilik lahan untuk membabat semak belukar tak jauh dari lapaknya. Itu saat sudah pindah ke Jalan Kamboja.
“Saya ketemu sama orangnya. Dan sekalian mau buat lapak di situ mau sewa. Dan Alhamdulillah diizinkan. Dikasih tempat akhirnya waktu ada lapak di sini tambah ramai,” ujarnya.
Sebenarnya kata Yainuri, keinginannya membuat mini market awalnya hanya dimulai dari angan-angan. Karena seringnya lewat di depan toko atau minimarket yang sudah duluan sukses.
“Waktu itu tahun 2012. Dalam hati itu bicara sendiri, kapan bisa punya toko seperti ini yaa. Eh ternyata sekarang sudah bisa punya, alhamdulillah,” ungkap M Yainuri bersyukur.
Setelah berhasil membangun lapak, ia masih berjualan keliling menggunakan pikap. Istrinya Shinta yang berjualan di rumah, ia berkeliling berjualan.
Tak sedikit nyinyiran dan cemohan dari orang-orang yang melihat ia berjualan sayur sekaligus membawa sembako dan aneka bumbu dapur.