Berita Nunukan Terkini

Kisah Hijrah Selebgram Nunukan, Mulai Resign dari Pekerjaan, Dijauhi Teman & Banjir Hujatan Netizen

Kisah hijrah selebgram Nunukan, mulai resign dari pekerjaan, dijauhi teman hingga banjir hujatan netizen.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
KOLASE TRIBUNKALTARA.COM / Febrianus Felis
Natasha Permata Aidi (25) warga Jalan Tien Soeharto, RT 014, Nunukan Timur. TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kisah hijrah selebgram Nunukan, mulai resign dari pekerjaan, dijauhi teman hingga banjir hujatan netizen.

Memutuskan untuk hijrah tentu banyak tantangan yang harus dilalui.

Apalagi bagi seorang anak muda yang sejak remaja sudah terbiasa dengan pergaulan yang hura-hura.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Nunukan Minggu 16 Januari 2022, BMKG Prediksi Wilayah Ini Diguyur Hujan Ringan

Berikut kisah hijrah selebgram Nunukan, dilema karena harus resign dari pekerjaan, dijauhi teman, hingga menuai hujatan netizen.

Natasha Permata Aidi (25), wanita kelahiran Nunukan, 25 September 1996. Sejak SMP di lingkungan pergaulannya dijuluki gadis hura-hura.

Gaya berpakaian sedikit terbuka dan berpenampilan modis membuatnya cukup familiar di kotanya.

Bahkan, saat SMA, Tasya sempat dilaporkan dua kali ke Polsek Nunukan lantaran memimpin teman-temannya untuk tawuran.

"Waktu SMA saya dilaporkan ke Polisi dua kali karena ketahuan tawuran. Bandel sekali waktu sekolah, sering bolos juga. Tapi masuk rangking 10 besar terus selama SMA," kata Tasya kepada TribunKaltara.com, Minggu (16/01/2022), sore.

Singkat cerita, setelah lulus kuliah di Universitas Bina Nusantara (Binus), Jakarta, Tasya diterima bekerja di Perusahaan Properti Colliers International, bidang spesialis Warehouse (pergudangan).

Untuk masuk bekerja di perusahaan konsultan properti terbesar di Indonesia itu, Tasya mengaku ia harus bersaing dengan lulusan luar negeri.

Bahkan agar bisa menjawab pertanyaan HRD perusahaan saat wawancara, ia sampai memanggil ayahnya ke Jakarta untuk membantunya belajar bahasa Inggris.

"Tidak mudah masuk ke perusahaan itu. Apalagi wawancaranya itu pakai bahasa Inggris dan sejak SD saya nggak suka mata pelajaran itu. Saingan saya orang Jerman, Australia, dan banyak lagi. Belum lagi setiap bidang hanya satu orang yang diterima bekerja," ucapnya.

Baca juga: 2 Pekan Nihil Kasus Covid-19, Nunukan Selatan Masih Zona Kuning, Satgas Minta Warga Terapkan Prokes

Tasya menuturkan, setelah lolos tahap wawancara dengan HRD, ia harus lolos tahapan wawancara dengan Manajer dan Direktur perusahaan.

Akhirnya Tasya mampu melewati itu semua dan diterima bekerja pada tahun 2019.

Baru enam bulan bekerja di perusahaan yang impiannya, Tasya mendapat panggilan telepon dari orangtuanya agar dia segera naik haji.

Mendengar itu, Tasya sampai nangis dan sempat meminta agar orangtuanya tidak memaksakan dia untuk hijrah ke Mekkah.

"Saya dilema sekali. Ini loh pekerjaan yang sudah saya mau, kog tiba-tiba harus resign untuk naik haji. Kenapa sih usia muda disuruh naik haji takutnya belum bisa jaga gelar dan sikap," ujarnya.

Tasya menjelaskan saat itu dirinya belum siap untuk hijrah.

Bagaimana tidak, ia sudah nyaman dengan kehidupannya yang hura-hura, pakaian terbuka, rambut berwarna, bahkan hampir tiap hari ia ke labing (clubbing).

"Pokoknya saya masih duniawi sekali. Mikirnya itu pakai hijab pasti ribet. Baju harus panjang dan nggak boleh ketat. Gak bisa gaya-gaya lagi ke labing. Rambut ketutupan jadi panas. Intinya kontradiksi sama life styleku," tuturnya.

Satu hal yang membuat Tasya saat itu jadi sedikit lebih terbuka ketika mendengar pesan dari ibunya.

"Mami pesan ke saya, kalau kita mengejar duniawi, akhirat tidak akan pernah kita dapat. Tapi kejarlah kebahagiaan akhirat maka Insya Allah dunia pasti akan mengikutimu. Itu berkesan sekali buat saya," ungkapnya.

Tasya lalu dibawa pulang ke Nunukan oleh orangtuanya untuk mempersiapkan niatnya hijrah ke Mekkah selama satu bulan.

"Jadi pulang ke Nunukan, saya dibekali biar niat hijrah ini karena Allah. Bahkan, sempat ada dipikiran saya kalaupun ajal saya di Mekkah ya Alhamdulillah. Dan perjalanan haji saya lancar saja," imbuhnya.

Sepulang dari haji, Tasya katakan banyak teman-temannya yang syok melihat penampilannya yang berhijab dengan pakaian gamis.

Selebgram Nunukan dengan 5.654 followers sontak banjir hujatan dari netizen.

"Banyak teman dan folowers yang syok dengan penampilan saya yang berubah drastis. Ada yang bilang kalau Tasya pakai jilbab kiamat. Dulukan suka mabuk, tobat ya mbak. Sempat nangis tapi ya hijrah ini sudah niatkan jadi cepat move on lah," pungkasnya.

Tak hanya itu, Tasya bahkan sempat diajak ke labing oleh teman-temannya saat pulang dari Mekkah.

Ia menolak, meskipun konsekuensinya kehilangan teman.

"Saya tolak memang dan dijauhi banyak teman. Saya sampai nangis gara-gara itu. Tapi ada juga yang masih hargai pilihanku. Saya sempat berpikir untuk sebulan saja pakai hijab setelah itu mau clear rambut lagi. Tapi Alhamdulillah tidak pernah buka hijab sampai sekarang," sahutnya.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved