Berita Tarakan Terkini

Pedagang Eceran Tarakan Akui Bisa Seragamkan Harga Minyak Goreng Rp 14 Ribu, Asalkan Ada Ganti Rugi

Sejumlah pedagang eceran minyak kemasan ikut mengeluhkan harga minyak di pasaran yang diseragamkan menjadi Rp 14 ribu.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Harga minyak di pasaran dan penjual eceran belum mengalami penurunan. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Sejumlah pedagang eceran minyak kemasan ikut mengeluhkan harga minyak di pasaran yang diseragamkan menjadi Rp 14 ribu.

Di antaranya belum bisa menerapkan harga karena dinilai memiliki selisih harga yang cukup jauh.

Seperti diakui Abdul Wahid, salah seorang penjual eceran di Tarakan mengakui harga minyak yang dijualnya saat ini belum mengalami penurunan.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Rp 11.500 Berlaku 1 Februari 2022, Mau Dapat Gratis? Cek Syaratnya di Sini

Alasannya stok yang dijual saat ini masih stok lama dan harga belinya ke distributor juga menggunakan harga lama.

“Sampai sekarang yang ukuran 1 liter di harga Rp 19 ribuan untuk jenis Fortune,” urainya.

Baca juga: Minyak Goreng Harga Terjangkau Langka di Malinau, Warga: Pasar Murah Bisa jadi Solusi

Ia menguraikan alasan mengapa sulit menerapkan satu harga untuk saat ini. Ditambah lagi persaingan harga yang cukup tinggi. Di Ramayana dan Alfamidi dijual Rp 14 ribu per liter, di pihaknya sebagai penjual eceran sulit bersaing dengan harga tersebut.

“Tidak bisa diturunkan karena masih stok lama yang dijual,” jelasnya.

Harga minyak di pasaran dan penjual eceran belum mengalami penurunan.
Harga minyak di pasaran dan penjual eceran belum mengalami penurunan. (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Ia menambahkan, dari distributor sendiri kemarin ia keluarga biaya Rp 40 ribu per dua liter untuk minyak goreng kemasan.

“Kalau yang Rp 19 ribu saya jual itu modal yang dikeluarkan Rp 18 ribu. Agak berat mau diturunkan,” keluhnya.

Baca juga: Besok HET Minyak Goreng Mulai Rp 11.500, Di Malinau Per Liter Masih Rp 24.000, Pemkab Beber Kendala

Ia melanjutkan, jika diminta untuk menerapkan satu harga pada dasarnya bersedia asalkan diberikan ganti rugi. “Karena satu liter selisih Rp 10 ribu lebih,” jelasnya.

Ia berharap harga minyak dari distributor bisa turun. Apalagi tidak hanya minyak tapi komoditas lain.
Dampaknya pembelian berkurang karena persaingan harga.

“Walaupun tidak bisa ambil banyak. Cuma ambil satu liter. Belum 100 persen diturunkan,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved