Berita Bulungan Terkini
Ruang Kelas Terbatas, Belasan Tahun Murid di SMPN 7 Tanjung Selor Belajar dengan Sistem Pagi Sore
Bangunan sekolah SMPN 7 Tanjung Selor dan SDN 010 Tanjung Selor masih dalam satu kompleks yang sama.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Bangunan sekolah SMPN 7 Tanjung Selor dan SDN 010 Tanjung Selor masih dalam satu kompleks yang sama.
Kendati memiliki pintu gerbang masing-masing, baik SD maupun SMP, tidak memiliki pagar pembatas.
Bangunan kelas SMP terletak di bagian belakang dari bangunan kelas SD.
Baca juga: Pemilihan Ketua OSIS SMPN 7 Tanjung Selor seperti Pemilu, Kepala Sekolah: Ajarkan Siswa Berdemokrasi
Menurut Kepala SMPN 7 Tanjung Selor, Nuryadi, bangunan gedung SMP awalnya ialah bangun gedung SD.
"Ini awalnya gedung SD dulu, ini awalnya direncanakan untuk sekolah terpadu satu atap," kata Nuryadi.
Menurutnya, 12 rombongan belajar atau rombel dan 367 pelajar yang ada di SMP belum dapat tertampung sepenuhnya, mengingat jumlah kelas yang ada hanya sebatas 8 ruang kelas.
"Rombel kita ada 12, kelas 7 ada 4, kelas 8 ada 4, lalu kelas 9 ada 4, tetapi ruang belajar kita hanya 8, masih kurang 4," ujarnya.
Menurut Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMPN 7 Tanjung Selor, Nurcani, dengan terbatasnya ruang kelas, pihaknya mengakali dengan melaksanakan pembelajaran dengan sistem pagi sore.
Di mana untuk kelas 8 dan 9 belajar pada pagi hari dan kelas 7 belajar pada sore hari.
"Jadi strategi kita belajar itu, kalau kelas 8-9 itu pagi dan kelas 7 itu sore karena ruang belajar kurang," ujar Nurcani.
Nurcani menjelaskan, strategi belajar semacam ini sudah dijalani hampir 14 tahun lamanya, sebab pemerintah tak kunjung menambah jumlah ruang kelas.
"Jadi kami ini sudah 14 tahun itu belajarnya pagi sore, karena kurang kelas itu.
Dari awalnya siswa masih sedikit, guru juga masih sedikit, semakin lama bertambah tapi ruang kelasnya tidak tambah," ungkapnya.
Menurut Nurcani, pihak sekolah sudah membuat pengajuan penambahan ruang kelas, namun tiap tahun berjalan dan pemerintahan datang silih berganti, ruang kelas di SMPN 7 Tanjung Selor tak kunjung bertambah.
"Sejak zaman Bupati Pak Budiman sudah dibuatkan proposal untuk pembangunan ruang kelas, tapi ganti pemerintah, tidak ditindaklanjuti, lalu ganti lagi bupati yang baru, buat lagi proposal, tapi tetap tidak dibuat," jelasnya.