Berita Nunukan Terkini

Cegah Masuknya Covid-19 dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri, KKP Nunukan Minta Alat Deteksi Omircron

Kasus positif Covid-19 di Nunukan yang dibawa oleh pelaku perjalanan dari luar negeri yakni Malaysia, meningkat signifikan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Bupati Nunukan Asmin Laura. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kasus positif Covid-19 di Nunukan yang dibawa oleh pelaku perjalanan dari luar negeri yakni Malaysia, meningkat signifikan.

Diketahui, kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Nunukan saat ini berjumlah 314 pasien. 101 pasien diantaranya merupakan pelajar program beasiswa repatriasi dari Malaysia.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Nunukan, dr Baharullah meminta agar Kabupaten Nunukan segera memiliki alat pendeteksi varian baru Omicron.

Baca juga: 101 Pelajar dari Malaysia Tiba Nunukan Positif Covid-19, Berikut Fakta hingga Pemberangkatan Ditunda

Mengingat letak Nunukan yang berbatasan langsung dengan negeri jiran, Malaysia. Sehingga cukup rentan dengan penyebaran Covid-19, utamanya melalui deportasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan juga repatriasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Malaysia.

"Pada rapat evaluasi Covid-19 Senin lalu saya sampaikan melalui zoom meeting, bahwa alat PCR kita belum bisa mendeteksi apakah sampel yang kita ambil terindikasi varian Omicron atau bukan. Sementara Nunukan terima terus deportasi dan repatriasi dari Malaysia," kata dr Baharullah kepada TribunKaltara.com, Sabtu (19/02/2022), pukul 13.30 Wita.

Baca juga: Hasil Tes PCR, 101 Pelajar dari Malaysia Positif Covid-19, Program Beasiswa Repatriasi Ditunda

Belum lagi kata dr Baharullah, sampel swab PCR yang dikirim selama ini ke Balitbangkes Kemenkes RI perlu waktu berhari-hari untuk mengetahui hasilnya.

"Kalau memang konsen kita soal varian Omicron, berarti Nunukan harus punya alat. Karena sampel yang dikirim ke Balitbangkes itu butuh waktu berhari-hari. Sementara Nunukan salah satu entry point (pintu masuk) untuk pelaku dari perjalanan luar negeri. Tidak mungkin kita tolak kepulangan WNI," ucapnya.

Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Nunukan lakukan swab PCR ke-2 terhadap 148 pelajar program beasiswa repatriasi dari Malaysia, pada Rabu (15/02) di Rusunawa Nunukan.
Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Nunukan lakukan swab PCR ke-2 terhadap 148 pelajar program beasiswa repatriasi dari Malaysia, pada Rabu (15/02) di Rusunawa Nunukan. (TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS)

Ia menyadari tidak semua daerah di Indonesia memiliki alat pendeteksi varian Omicron, namun ia berharap ke depan Nunukan harus punya alat tersebut.

"Saya sendiri belum tahu bentuk alat itu. Dan saya rasa perlu pengkajian lebih dalam dengan instansi terkait soal urgensi dari alat pendeteksi varian Omicron," ujarnya.

Baca juga: TNI AL Nunukan Ciduk Puluhan Calon PMI Ilegal, Hasil Rapid Antigen 8 Orang Positif Covid-19

Mendengar itu, Bupati Nunukan Asmin Laura mengaku dirinya sudah meminta kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan komunikasi kepada Kemenkes RI.

Ia juga menyebut alat pendeteksi varian Omicron masih sangat terbatas di Indonesia.

"Kita tidak tahu apakah harus nambah alat lagi. Dinas Kesehatan akan komunikasi dulu ke Kemenkes RI. Selain itu memang alatnya masih terbatas di Indonesia. Adanya di Makassar, Jakarta, dan Surabaya," ungkap Asmin Laura.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved