Perang Rusia dan Ukraina

Bukan Ancaman, Ini Sanksi Ekonomi Beberapa Negara yang Menanti Untuk Rusia Jika Tak Hentikan Perang

Negara-negara di Dunia nampaknya mulai bereaksi menyikapi aksi perang yang digencarkan Rusia kepada Ukrai

Editor: Hajrah
Foto NHK
Jepang Bekukan 3 Bank Rusia sebagai Sanksi Ekonomi dan Keuangan Shunichi Suzuki (68), Menteri Keuangan Jepang dalam jumpa pers, Selasa (25/2/2022). (Foto NHK) 

TRIBUNKALTARA.COM- Negara-negara di Dunia nampaknya mulai bereaksi menyikapi aksi perang yang digencarkan Rusia kepada Ukraina.

Setelah Inggris dan Amerika yang memutuskan melakukan blokade ekonomi terhadap produk ekspor teknologi ke Rusia.

Kini Jepang ikut meluncurkan aksinya.

Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki mengumumkan bahwa pihaknya akan membekukan aset untuk tiga bank Rusia sebagai sanksi ekonomi dan keuangan tambahan menyusul invasi militer Rusia ke Ukraina.

"Invasi oleh tentara Rusia mengguncang fondasi tatanan internasional yang tidak mengizinkan perubahan sepihak dalam status quo dengan paksa, dan kami akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk segera menanganinya," kata Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki,Jumat (25/2/2022).

"Kami akan mengambil tindakan cepat dan tegas sejalan dengan Eropa dan Amerika Serikat di bidang-bidang seperti keuangan dan kontrol ekspor," ujarnya.

Beberapa negara besar lainnya juga mendukung pemblokiran akses Rusia terhadap layanan keuangan global Swift. Untuk diketahui,Swift merupakan sistem perbankan yang memungkinkan suatu negara dapat melakukan transaksi dengan negara lain secara cepat dan efisien.

Bahkan Amerika Serikat tak segan menjatuhi hukuman berat apabila ada perusahaan Barat yang melakukan transaksi dengan Rusia menggunakan mata uang dolar.

AS, UE, serta Inggris baru-baru ini diketahui telah memasukkan sejumlah nama bank Rusia ke daftar hitam, dengan tujuan agar negara tersebut tidak dapat melakukan transaksi internasional.

Diharapkan cara ini dapat menghambat aktivitas bisnis para perusahaan besar Rusia, sehingga secara perlahan ekonomi di negara tersebut lumpuh.

Buntut invasi Rusia ke Ukraina, ini reaksi Kementerian Luar Negeri Indonesia hingga soal nasib wargab negara Indonesia atau WNI.
Buntut invasi Rusia ke Ukraina, ini reaksi Kementerian Luar Negeri Indonesia hingga soal nasib wargab negara Indonesia atau WNI. (Tangkapan Layar Twitter / BNONews)

Baca juga: Ratapan Presiden Ukraina Diserang Rusia: Kami Berjuang Sendiri Tak Dibantu, Mana Pemimpin Dunia?

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengumumkan bahwa pihaknya akan membekukan aset untuk tiga bank Rusia sebagai sanksi ekonomi dan keuangan tambahan menyusul invasi militer Rusia ke Ukraina.

"Invasi oleh tentara Rusia mengguncang fondasi tatanan internasional yang tidak mengizinkan perubahan sepihak dalam status quo dengan paksa, dan kami akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk segera menanganinya," kata Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki saat konferensi pers setelah pertemuan Kabinet, Jumat (25/2/2022).

"Kami akan mengambil tindakan cepat dan tegas sejalan dengan Eropa dan Amerika Serikat di bidang-bidang seperti keuangan dan kontrol ekspor," ujarnya.

"Di bidang keuangan, kami akan membekukan dana untuk tiga bank Rusia yang menjadi sasaran pembekuan aset oleh Amerika Serikat dan UE," ungkap Menkeu Suzuki.

Hal itu merupakan kebijakan untuk menjatuhkan sanksi keuangan tambahan.

Targetnya adalah Bank Pembangunan Ekonomi Asing (VEB) dan Bank Prom Bir (PSB).

Selain itu juga ada tiga Bank Rusia yaitu Sberbank, VTB dan Gazprombank.

Menteri Suzuki selaku Menteri Negara Jasa Keuangan menjelaskan pihaknya meminta lembaga keuangan untuk memperkuat langkah-langkah keamanan.

Dia mengatakan bahwa potensi risiko serangan cyber semakin meningkat.

"Biro sesegera mungkin. Saya ingin bekerja sama dengan organisasi terkait untuk memastikan keamanan siber di bidang keuangan," ujar dia.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.

Pemerintah Jepang akan melakukan segala upaya untuk memastikan keselamatan ekspatriat Jepang menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa sebanyak 120 warga Jepang di Ukraina dapat pulang atau meninggalkan Ukraina demi keselamatan mereka.

Baca juga: Operasi Militer, Ini Ancaman Serius Untuk Ekonomi Global Rusia, Inggris dan Amerika Kompak Blokade

"Kami ingin mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan keselamatan warga negara Jepang di Ukraina," kata PM Fumio Kishida kepada wartawan, Kamis (24/2/2022).

"Itu bukan situasi di mana tidak apa-apa jika melarikan diri" karena saat ini dalam keadaan yang sulit karena perang di sana," ungkap sumber Tribunnews.com di pemerintahan Jepang, Jumat (25/2/2022).

Menurut pemerintah, ada sedikitnya 120 ekspatriat Jepang di Ukraina per tanggal 21 Februari 2022.

Pemerintah telah menyerukan evakuasi dengan pesawat komersial, tetapi sulit untuk membujuk mereka yang menikah dengan orang Ukraina karena mereka memiliki keinginan yang kuat untuk tinggal di sana.

Pemerintah sudah mengatur charter pesawat di negara tetangga, dan jika pesawat tidak bisa terbang, diasumsikan akan dievakuasi ke Polandia melalui jalur darat.

Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rumania, negara tetangga Ukraina, pada tanggal 19 Februari lalu dan meminta kerja sama jika ekspatriat Jepang dievakuasi.

 
Namun, 70 hingga 80 persen ekspatriat Jepang terkonsentrasi di ibu kota Kiev, yang jauh dari perbatasan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jepang Bekukan 3 Bank Rusia sebagai Sanksi Ekonomi dan Keuangan, https://www.tribunnews.com/internasional/2022/02/25/jepang-bekukan-3-bank-rusia-sebagai-sanksi-ekonomi-dan-keuangan.
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved