Predator Anak di Tarakan
Heboh Predator Sesama Jenis di Tarakan, Korbannya 30 Santri di Bawah Umur, Polisi tak Tinggal Diam
Heboh predator sesama jenis di Tarakan, Kalimantan Utara, korbannya 30 santri di bawah umur, polisi tak tinggal diam.
Itu alasan mengapa para korban tidak berani melawan.
Bahkan cerita ke orang lain termasuk orangtuanya juga tidak, apalagi kejadian itu antara pria dan pria. Sangat memalukan," jelasnya.
Baca juga: Masa Penahanan Tersangka Tindakan Asusila, Mantan Ketua RW di Nunukan Diperpanjang hingga 40 Hari
Terekam CCTV
Mulanya kasus dugaan asusila sesama jenis ini terbongkar ketika ada santri yang memberanikan diri pulang dan melapor pada orangtuanya.
Orangtua santri kemudian melakukan konfirmasi ke pihak pesantren, dan mendapati ada 4 santri lain yang juga mengaku menerima tindak asusila yang dilakukan RD.
"Akhirnya lima santri didampingi orangtua masing-masing ke Polsek Tarakan Utara, melaporkan kelakuan RD yang dianggap santri senior," kata Kistaya lagi.
Perbuatan asusila tersebut dilakukan di beberapa tempat, di asrama santri, juga di dalam masjid, pada jam tidur.
"Begitu tahu ia dibekap dari belakang oleh seniornya, dia hanya diam tidak berani melawan," ungkapnya.
Pihak pesantren juga sempat mengecek rekaman CCTV masjid yang baru dipasang beberapa hari, untuk memantau aktivitas para santri.
Dalam visual CCTV, nampak RD melakukan asusila terhadap korbannya, persis seperti yang dideskripsikan para korban.
"Kita dalami terhadap para korban lain, dan kita dapati pengakuan bahwa kelakuan RD sejak 2016.
Kita tentu kesulitan dalam pembuktian ketika peristiwa itu terjadi lama dan nihil alat bukti.
Kita ambil kasus terbaru, dan melakukan penahanan kepada RD," kata Kistaya lagi.
Baca juga: Kasus Asusila Korban di Bawah Umur, Psikolog Fanny Sumajouw Nilai Ada Degradasi Moral
Penyuka sesama jenis
Dalam interogasi Polisi, RD mengakui semua perbuatannya.