Longsor di Tambang Batu Bara

Tambang Batu Bara di Tana Tidung Longsor hingga Telan Korban, DLH Kaltara Singgung Soal Sanksi

Longsor di areal pertambangan batu bara PT PMJ di Kabupaten Tana Tidung (KTT), pada Senin lalu, memakan satu orang korban jiwa.

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/MAULANA ILHAMI FAWDI
Kepala DLH Kaltara, Hamsi, ditemui di Gedung Gadis Tanjung Selor, Kamis (31/3/2022). (TRIBUNKALTARA.COM / MAULANA ILHAMI FAWDI) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Kejadian longsor di areal pertambangan batu bara PT PMJ di Kabupaten Tana Tidung (KTT), pada Senin lalu, memakan satu orang korban jiwa.

Enam orang pekerja lainnya turut dilaporkan menjadi korban longsor yang terjadi di Desa Sengkong, KTT.

Merespons hal tersebut, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltara mengaku telah berkoordinasi dengan DLH KTT untuk mengidentifikasi penyebab longsor.

Kepala DLH Kaltara, Hamsi juga telah meminta pihak perusahaan menghentikan sementara aktivitas pertambangan, khususnya di sekitar lokasi bencana.

Baca juga: Soal Longsor Tambang Batu Bara di Kabupaten Tana Tidung, Ini Tanggapan DLH Kaltara

"Kita minta operasi setempat kita hentikan dulu, kita minta berhenti operasi khususnya di pit itu," ungkap Hamsi kepada TribunKaltara.com, Kamis (31/3/2022).

Menurut Hamsi, perusahaan harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

Hal ini dikarenakan, perusahaan telah berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang baik.

Terkait sanksi, pihaknya masih akan menunggu hasil identifikasi penyebab longsor.

DLH Kaltara, kata Hamsi, juga membuka peluang melibatkan aparat penegak hukum untuk mengusut kejadian longsor itu.

"Kalau sanksi kita cermati, kita bisa lakukan sanksi teguran atau penghentian kegiatan, termasuk dari penegakan hukum akan kita libatkan," tegasnya.

Soal Longsor Tambang Batu Bara di Kabupaten Tana Tidung, Ini Tanggapan DLH Kaltara

Setidaknya enam pekerja tambang menjadi korban bencana longsor di areal pertambangan batu bara PT Pipit Mutiara Jaya (PMJ) di Kabupaten Tana Tidung (KTT) pada Senin lalu.

Bencana longsor tersebut juga menewaskan satu orang pekerja.

Menanggapi hal tersebut, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltara mengatakan, pihaknya telah mendapatkan laporan terkait longsor di tambang batu bara dari DLH KTT.

Kepala DLH Kaltara, Hamsi mengatakan, longsor bisa saja disebabkan oleh perubahan vegetasi di areal pertambangan.

Tak hanya itu, kondisi lahan di sana yang merupakan lahan gambut bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan bencana itu terjadi.

Hamsi mengatakan, pihaknya masih terus mengidentifikasi penyebab pasti terjadinya longsor di areal pertambangan tersebut.

"Dari kabupaten sudah ke sana, itu ada perubahan vegetasi di sana di pit itu," kata Hamsi, Kamis (31/3/2022).

"Saya sudah dapat laporan terkait longsor di sana, di sana ada gambutnya, kita cermati apa penyebab longsor di sana. Apakah karena ada perubahan vegetasi atau bagaimana, ini masih kita identifikasi dari DLH KTT," ungkapnya.

Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan instansi lain seperti Dinas ESDM terkait pengawasan pertambangan serta pihak Disnakertrans terkait pemenuhan keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 para pekerja pertambangan.

"Kita juga akan koordinasi dengan ESDM terkait pengawasan, dan pengawasan ketenagakerjaan di Disnaker keselamatan kerjanya jadi kita berkoordinasi," ujarnya.

Hamsi menyampaikan, pihaknya memastikan akan melakukan segala upaya agar kejadian naas tersebut tidak terulang kembali di kemudian hari.

"Apalagi sampai ada korban, jangan sampai ini berkelanjutan," tuturnya.

(*)

Penulis: Maulana Ilhami Fawdi

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved