Berita Kaltara Terkini
Menu Gorengan Jadi Incaran untuk Buka Puasa, Ketua Persagi Kaltara Ingatkan Tak Konsumsi Berlebihan
Aneka menu gorengan biasanya menjadi salah satu menu berbuka puasa favorit warga di bulan Ramadan.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Aneka menu gorengan biasanya menjadi salah satu menu berbuka puasa favorit warga di bulan Ramadan.
Mulai dari tahu, tempe, risol, martabak hingga bakwan goreng kerap diburu warga sebagai menu berbuka.
Menurut ahli gizi, konsumsi gorengan, yang mengandung lemak tidaklah menjadi masalah, sepanjang tidak dikonsumsi secara berlebihan.
Baca juga: Ramai Dikunjungi Pemburu Takjil, Pedagang di Pasar Ramadan Bulungan Ngaku Senang Bisa Berjualan Lagi
Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kaltara, Agust Suwandy menyampaikan, lemak dapat menjadi sumber energi bagi tubuh.
Namun, konsumsi lemak dalam jumlah yang berlebih memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan.
Baca juga: Rekomendasi Menu Takjil untuk Buka Puasa Ramadhan, Pelepas Dahaga nan Menyehatkan
"Kalau gorengan sebenarnya tidak apa-apa, karena kita butuh yang namanya lemak sebagai penyumbang energi yang cukup besar," kata Agust Suwandy kepada TribunKaltara.com, Selasa (5/4/2022).
"Kita tetap butuh lemak, yang penting proporsinya tetap seimbang, dan jangan berlebihan, karena kalau berlebihan terjadi penumpukan," ungkapnya.

Menurut Agust, sejumlah potensi penyakit akan muncul ketika penumpukan lemak terjadi.
Karenanya ia menyarankan, di bulan puasa ini agar masyarakat mengonsumsi menu gorengan dengan secukupnya.
Baca juga: Hari Pertama Buka Puasa Ramadan 2022 di Malinau, Stand Penjualan Takjil & Menu Berbuka Padat Pembeli
Terlebih di tengah situasi kelangkaan minyak goreng, dirinya mengingatkan penggunaan minyak goreng secara berlebihan juga berpotensi mengubah lemak di dalam menu gorengan menjadi lemak jahat yang berbahaya bagi tubuh.
"Penumpukan itu berdampak pada penyumbatan pembuluh darah, yang nanti ada potensi hipertensi, penyakit jantung," katanya.
"Kalau konsumsi gorengan terus, apalagi dengan kondisi kualitas minyak gorengnya dari yang kurang baik, itu yang berpotensi berubah menjadi lemak-lemak jahat," pesannya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi