Perairan Seluruh Dunia Terinfeksi 5.500 Virus Baru, Apa Dampaknya bagi Manusia?
Perairan seluruh dunia disebut terkontaminasi 5.500 virus baru berdasarkan temuan para ilmuwan, lalu apa dampaknya bagi manusia?
TRIBUNKALTARA.COM - Perairan seluruh dunia disebut terkontaminasi 5.500 virus baru berdasarkan temuan para ilmuwan, apa dampaknya?
Virus-virus baru ini berhasil ditemukan setelah melakukan evaluasi pada sedikitnya 35.000 sampel air dari seluruh dunia.
Adapun 5.500 virus tersebut sebelumnya belum teridentifikasi baik filum maupun kelompok biologisnya.
Hasilnya, teridentifikasi virus baru yang mengandung materi genetik RNA atau ribonucleic acid.
Virus RNA sendiri disebutkan dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Science pada 7 April 2022, terkenal karena penyakit yang ditimbulkannya pada manusia, seperti flu biasa maupun Covid-19
Selain itu, virus RNA juga menginfeksi tumbuhan maupun hewan yang penting bagi kehidupan manusia.
Dikatakan oleh para peneliti, spesies virus yang baru ditemukan tidak hanya mewakili lima filum virus RNA, tetapi juga menunjukkan adanya lima filum baru yang belum teridentifikasi.
Tim peneliti mengusulkan ribuan virus baru untuk dikategorikan ke dalam filum Taraviricota, Pomiviricota, Paraxenoviricota, Wamoviricota dan Arctiviricota.
Baca juga: 10 Kasus Aktif Covid-19 Dirawat di RSUD, Berikut Rincian Capaian Vaksinasi Virus Corona di Malinau
Sebagian besar virus baru, kata mereka, termasuk dalam filum Taraviricota yang tengah diusulkan.
"Ada begitu banyak keragaman baru di sini, dari seluruh filum, Taraviricota ditemukan di seluruh lautan yang menunjukkan bahwa mereka penting secara ekologis," terang penulis utama studi dari The Ohio State University, Matthew Sullivan.
Dilansir dari Independent, Sabtu (9/4/2022) virus yang menginfeksi mikroba memiliki tiga fungsi utama yakni membunuh sel, mengubah cara sel yang terinfeksi mengelola energi mereka dan mentransfer gen dari satu inang ke inang lainnya.
Virus baru tersebut membawa informasi genetik dalam RNA, bukan DNA.
Peneliti berkata, virus RNA berkembang pada tingkat yang jauh lebih cepat dibandingkan virus DNA.
Ratusan ribu virus DNA di ekosistem alami mereka telah dibuatkan katalognya oleh para ilmuwan, sementara virus RNA relatif belum dipelajari.
Oleh karenanya, mereka menggunakan perangkat kecerdasan buatan machine learning untuk menganalisis puluhan ribu urutan virus.