Idul Fitri
THR Cair, Jangan Langsung Dihabiskan! Simak Tips Mengelola Dana Hari Raya Agar Tak Lewat Begitu Saja
Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) sudah bertahap dilakukan, baik pemerintahan maupun sektor swasta.Salah satu tantangan terberat dalam mengatur THR
TRIBUNKALTARA.COM- Pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) sudah bertahap dilakukan, baik pemerintahan maupun sektor swasta.
Salah satu tantangan terberat dalam mengatur THR adalah mengalokasikan uang tersebut agar bisa bermanfaat maksimal alias tepat guna.
Meski namanya dana hari raya, THR jangan sampai hanya lewat begitu saja dan menguap habis dikonsumsi.
Sebenarnya THR bisa juga dipakai untuk tabungan atau investasi.
Dengan nilai THR sejumlah satu bulan gaji, maka pekerja merasa senang jika semua kebutuhan Lebaran dan keinginan tertunda bisa terpenuhi tanpa perlu menggunakan gaji bulanan.
Namun, apakah THR tersebut akan habis sebelum Lebaran atau masih tersisa?
Financial Planner Edwin Limanta berbagi tips perencanaan keuangan sederhana agar uang THR tidak pamitan lewat begitu saja usai Lebaran tahun ini.
Saat mendapat THR, Edwin menyarankan agar segera alokasikan dulu THR untuk zakat fitrah sebelum digunakan untuk kebutuhan Lebaran lainnya.
"Jumlah zakat fitrah tergantung pada kebijakan dan kerelaan masing-masing individu. Jika Anda bingung mematok nilainya agar THR Anda juga cukup untuk kebutuhan lebaran lainnya, maka bisa alokasikan sekitar 10 persen dari THR untuk zakat, sedekah, dan berbagi berkah untuk sekitar Anda, seperti untuk orang tua, asisten rumah tangga, supir, atau office boy di kantor," ujarnya mengutip keterangannya, Kamis (21/4/2021).
Selanjutnya, berapa yang Anda akan berikan dan berapa orang yang dibagikan juga tetap perlu dikalkulasikan anggarannya.
Baca juga: Diumumkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ini Jadwal Pencairan THR dan Gaji 13 PNS hingga Pensiunan
Baca juga: THR 2022, Siapa Saja yang Wajib Menerima dan Berapa Besarannya?
Edwin juga menyarankan untuk memanfaatkan THR dalam memenuhi kebutuhan dengan terlebih dulu menyusun daftar.
"Sebelum mendapat gaji atau THR, buatlah daftar kebutuhan dengan membaginya dalam tiga kategori, yakni kebutuhan penting mendesak, kebutuhan penting tidak mendesak, dan kebutuhan tidak penting. Dengan cara ini, saat THR diterima, maka Anda akan dapat mengalokasikannya lebih mudah," tutur dia.
Selain daftar kebutuhan, Edwin juga menyarankan agar membiasakan mencatat setiap pemasukan, pengeluaran, dan sisa uang THR.
Dengan memiliki catatan keuangan, Anda bisa menilai diri sendiri apakah sudah berhemat atau masih boros, dan membantu mengetahui kebutuhan yang masih belum terpenuhi agar pendapatan berikutnya cukup membiayainya.
Adapun satu di antara bentuk kebutuhan yang bisa memanfaatkan dana THR adalah membayar sisa utang, sehingga usai Lebaran dapat terbebas dari utang dan gaji bulan mendatang bisa untuk tujuan jangka panjang.
"THR bisa kita manfaatkan untuk membayar kewajiban yang biasanya kita bayar dengan menggunakan gaji. Manfaatkan THR untuk membayar semua atau sebagian cicilan dari kartu kredit, pay later belanja online, cicilan kendaraan maupun pinjaman lainnya yang memiliki biaya bunga tinggi," ujar Edwin.
Dia menambahkan, saat THR dimanfaatkan untuk melunasi kewajiban, maka selanjutnya dana darurat dan simpanan bisa bertambah.
Kemudian, jika kewajiban zakat sudah dilaksanakan, kebutuhan lebaran sudah terpenuhi, dan utang sudah dibayar, berikutnya lakukan pay yourself first.
Konsep ini dikenalkan oleh David Bach pada bukunya Automatic Millionare, dengan maksud dari pay yourself first adalah mengalokasikan 30 persen pendapatan untuk persiapan masa depan.
"Persiapan masa depan dilakukan dengan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki saat ini ke dalam pos dana darurat, serta asuransi jiwa dan kesehatan. Lalu, investasi yang dananya tidak boleh diambil dalam jangka waktu yang telah Anda tetapkan untuk kebutuhan di masa depan," pungkas Edwin.
Tiga pos wajib THR
Uang THR ini utamanya harus dialokasikan ke 3 pos berbeda, yakni zakat dan sedekah, kebutuhan Lebaran, dan dana darurat.
Meski ibaratnya uang bonus, karena di luar dari gaji bulanan, bukan berarti kita bebas menggunakan uang ini untuk berbagai macam keperluan tanpa adanya kontrol.
Sedekah dan zakat
Bagi umat Muslim yang mampu, mereka memiliki kewajiban yang harus ditunaikan seusai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, yaitu zakat fitrah.
Ada juga kewajiban membayar fidyah bagi mereka yang memiliki utang puasa karena alasan tertentu. Jadi alangkah baiknya jika uang THR dialokasikan untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Selain zakat dan fidyah, dengan adanya uang THR, seorang Muslim juga bisa memperbanyak sedekah, memberikan bantuan sosial, dan bantuan material lainnya kepada orang-orang di sekitarnya yang membutuhkan.
Kebutuhan Lebaran
Pos kedua alokasi uang THR adalah untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.
Apa saja keperluan Lebaran? setiap keluarga pasti memiliki keperluan dan keinginan yang berbeda-beda terkait Lebaran ini, seperti membeli baju baru, mudik dengan moda transportasi tertentu, belanja kue-kue, dan sebagainya.
Namun, secara umum kebutuhan lebaran setiap keluarga dapat diidentifikasi terdiri dari kebutuhan makanan lebaran, belanja baju dan aksesoris, pemberian THR dan angpao untuk keluarga, serta mudik Lebaran.
Dana darurat
Terakhir atau yang ketiga adalah alokasi untuk dana darurat alias disimpan untuk menghadapi satu keperluan tak terduga yang bisa saja terjadi kapan pun.
Apabila membutuhkan jasa tenaga infal maupun pengeluaran tak terduga lain, maka dapat dialokasikan dari pos dana darurat. Usahakan mengalokasikan 10 persen dari dana THR untuk pos ini.
Jika ditotal, dari 100 persen uang THR, baru 80 persen yang digunakan untuk tiga pos di atas. Artinya, masih ada sisa 20 persen THR yang kita miliki.
Sisanya, dapat digunakan untuk menambah pos investasi maupun simpanan untuk keperluan Idul Adha.
Diketahui, besaran uang THR pada umumnya adalah 1 bulan gaji apabila seseorang telah bekerja di satu perusahaan minimal 12 bulan.
Jika masa kerja di bawah itu, maka uang THR akan dihitung secara proporsional.