Berita Bulungan Terkini
Dianggarkan Rp 1,6 M, Lampu Jalan Sengkawit dan Jelarai Sudah Menyala, Ini Harapan Bupati Bulungan
Dianggarkan Rp 1,6 miliar, lampu penerangan Jalan Sengkawit dan Jelarai sudah menyala, ini harapan Bupati Bulungan Syarwani.
Penulis: - | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, BULUNGAN - Dianggarkan Rp 1,6 miliar, lampu penerangan Jalan Sengkawit dan Jelarai sudah menyala, ini harapan Bupati Bulungan Syarwani.
Lampu penerangan jalan umum (PJU) di jalan protokol Sengkawit sampai Jelarai yang sebelumnya mati kini menyela, setelah dilakukan konversi dari direct current (DC) menjadi alternating current (AC).
Bupati Bulungan, Syarwani menuturkan Pemkab Bulungan akan terus berupaya untuk maksimalkan fungsi.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Bulungan Menurun dan Masih Bertahan PPKM Level 2, Pasien Corona Tersisa 4 Orang
Karena itu, pemerintah melakukan pengalihan daya dari energi surya ke energi listrik.
"Alhamdulillah, sekarang ini dari dari Jalan Sengkawit sampai Jalan Jelarai Selor sudah menyala," ungkapnya Selasa (26/4/2022).
Pengalihan PJU, sambung Syarwani, berjalan sesuai target.
Dimana, Pemkab Bulungan manargetkan sebelum lebaran PJU sudah berfungsi.
"Tahun ini kita sudah menganggarkan untuk konversi PJU melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sebesar Rp1,6 miliar. Alhamdulillah, sekarang ini sudah menyala," ungkapnya.
Dengan berfungsinya PJU, Syarwani ingin efeknya memberikan manfaat bagi masyarakat serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam berlalu lintas.
Termasuk dalam pemanfaatan energi listrik, kata Syarwani pemerintah tetap membayar daya tersebut melalui PLN, karena daya yang disediakan itu sistem token.
"Contoh, dari depan Masjid Agung Istiqomah hingga Hotel Crown, kapasitas listrik yang dipasang sebesar 10 ampere. Daya listrik PJU menggunakan sistem token beberapa titik. Jadi, ketika ada salah satu yang troble, maka yang lain tidak terganggu," ungkapnya.
Disisi lain, menurutnya pemanfaatan energi listrik pada PJU dinilai lebih ekonomis. Sebab biaya yang dialokasikan Pemkab Bulungan relatif lebih kecil.
“Kita hanya membayar Rp 400 ribu per bulan. Itu masih sangat terjangkau,” ungkapnya.
Menurutnya, hal itu lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan PJU dengan tenaga surya, apalagi kondisi alam yang tidak bisa ditebak, tentunya tidak bisa maksimal pemanfatannya.
Dengan penerangan yang memadai ia menilai juga bisa meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat.