Pantuan Hilal

Petumbuhan Awan Tutupi Kemunculan Bulan, Kemenag Kaltara: Jika Cuaca Normal, Hilal Bisa Terlihat

Hasil pemantauan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1443 Hijriah yang dilaksanakan di Taman Berlabuh, Tarakan Minggu (1/5/2022) sama seperti tahun lalu.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltara
Aktivitas pemantauan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1443 Hijriah dilaksanakan di Tama Berlabuh, Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (1/5/2022). 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Hasil pemantauan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1443 Hijriah yang dilaksanakan di Taman Berlabuh, Tarakan Minggu (1/5/2022) sore sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Menurut M.Sulam Khilmi, Kepala BMKG Kota Tarakan, secara metodologis yang menghambat pengamatan hilal kali ini tumbuhnya awan di ufuk atau dicakrawala.

Secara ideal lanjutnya, ufuk yang bisa diamati dari lautan luas. Namun karena ufuk bukan lautan, melainkan daratan maka ada kendala dalam pengamatan.

“Wilayah kita ada dataran tinggi, agak tinggi dari tempat kita mengamati, selalu terus menerus berpotensi tumbuhnya awan.

Bisa dilihat sendiri kondisi awannya dan menyulitkan kita bisa melihat hilal itu sendiri,” ujar Sulam Khilmi yang ditemui awak media ini usai memantau hilal sore tadi.

Baca juga: Hilal Belum Terlihat di Tanjung Selor, Kantor Kemenag Bulungan Tunggu Keputusan Sidang Isbat

Walaupun secara perhitungan, sudah di atas yang diperhitungkan yakni ketinggian berdasarkan perhitungan atau hisab mencapai 4 derajat 50 menit.

“Secara perhitungan di pukul 18.00 WITA lebih, seharusnya kalau tidak ada awan menghalangi harusnya bisa  dilihat,” ujarnya.

Aktivitas pemantauan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1443 Hijriah dilaksanakan di  Tama Berlabuh, Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (1/5/2022).
Aktivitas pemantauan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1443 Hijriah dilaksanakan di Tama Berlabuh, Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (1/5/2022). (Tribun Kaltara)

Sementara itu, Muhammad Saleh, Kabid Haji dan Bimas Islam Kanwil Kemenag Kaltara mengungkapkan, jika kondisi cuaca normal dan tidak ada gangguan awan, maka hilal bisa terlihat.

Sampai pukul 18.00 WITA, kondisi awan masih menutupi pandangan.

Ia menjelaskan, seluruh hasil perhitungan yang dilaksanakan tim Rukyatul Hilal dari BMKG dan Kemenag Kaltara dan Tarakan akan disampaikan ke Kemenag RI. Selanjutnya akan dilaksanakan sidang isbat.

“Nanti akan dilaporkan siapa yang melihat.  Besar kemungkinan Muhammadyah besok lebaran, mudahan dengan pemerintah bersamaan. Amannya kita menunggu Sidang Isbat,” ujarnya.

Baca juga: Breaking News – Pantuan BMKG Tanjung Harapan Hilal Belum Terlihat, Posisi Bulan di Atas 3 Derajat

Ia melanjutkan, dua atau tiga tahun lalu pelaksanaan 1 Syawal Idul Fitri serentak bersama-sama dilaksanakan dari seluruh ormas islam.

“Tiga  tahun lalu, start 1 Ramadan bersamaan dan Iful Fitrinya bersamaan tiga tahun berturut. Yang kemarin start berbeda, namun finishnya bersamaan. Kalau besok lebaran maka 29 hari bagi pemerintah, 30 hari bagi Muhammadiyah,” ujarnya.

Ia melanjutkan seluruh Indonesia menjadi patokan terhadap penentuan hilal. Adapun tahun sebelumnya, hilal tak terlihat teapi digenapkan.

“Jadi digenapkan 30 hari puasa baru masuk 1 Syawal Idul Fitri. Kalau tahun ini berdasarkan perhitungan sudah mencapai 4 derajat.  (*)

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved