Berita Nunukan Terkini

Diduga Ditolak Dokter Spesialis, Pasien Gagal Ginjal di Nunukan Terpaksa Dirujuk ke RSUD Tarakan

Diduga ditolak dokter spesialis, pasien gagal ginjal di Nunukan terpaksa dirujuk ke RSUD Tarakan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
(HO/ Dewi Warga)
Keluarga terpaksa carter speedboat untuk membawa seorang pasien gagal ginjal dari Pelabuhan PLBL Liem Hie Djung Nunukan menuju Tarakan, Jumat (13/05) sore. 

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pancasila Jiwaku (Panjiku) Nunukan, Mansyur Rincing menyayangkan oknum dokter yang terkesan tidak mau melayani pasien.

"Saya sebagai masyarakat menyesal karena oknum dokter di Nunukan mengabaikan tugasnya. Kalaupun di mutasi ke Sebatik tetapi SK penugasan tetap RSUD Nunukan, kenapa menolak memberikan pelayanan. Itukan melanggar kode etik dokter," ungkap Mansyur Rincing.

Mansyur meminta kepada Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Nunukan untuk segera mengambil sikap tegas terhadap oknum dokter tersebut.

"Ini persoalan kemanusiaan, jadi seorang dokter ditempatkan di manapun, kalau ada masyarakat membutuhkan harus layani. Apalagi dia satu-satunya dokter spesialis yang bersertifikat HD di Nunukan. Ketua IDI harus segera panggil oknum dokter itu," imbuhnya.

Tak hanya itu, Mansyur juga meminta kepada Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Nunukan untuk membuat catatan terhadap oknum dokter yang diduga telah melanggar kode etik dokter.

Baca juga: Weekend Arus Keberangkatan Penumpang Speedboat Pagi Rute Nunukan-Tarakan Terpantau Ramai

"Saya juga cek pasien sebelum dirujuk ke Tarakan. Dokter itu disumpah untuk melayani masyarakat. Kita loh punya dokter, tapi kenapa pasien harus dirujuk ke Tarakan hanya karena persoalan mutasi. Baperjakat tolong buat catatan terhadap oknum dokter itu," pungkasnya.

Tambah Tenaga Dokter Spesialis Penyakit Dalam Bersertifikat HD

Agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Mansyur meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Nunukan untuk menambah tenaga dokter spesialis penyakit dalam bersertifikat HD.

"Kalau hanya satu orang saja dokter spesialis, bisa semena-mena dia bersikap. Tolong tambah tenaga dokter spesialis," tambah Mansyur.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved