Berita Nunukan Terkini
Diduga Ditolak Dokter Spesialis, Pasien Gagal Ginjal di Nunukan Terpaksa Dirujuk ke RSUD Tarakan
Diduga ditolak dokter spesialis, pasien gagal ginjal di Nunukan terpaksa dirujuk ke RSUD Tarakan.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Diduga ditolak dokter spesialis, pasien gagal ginjal di Nunukan terpaksa dirujuk ke RSUD Tarakan.
Seorang pasien gagal ginjal di Nunukan, Kalimantan Utara terpaksa dirujuk ke RSUD Tarakan, untuk mendapatkan layanan cuci darah, lantaran tidak dilayani oleh oknum dokter spesialis di RSUD Nunukan.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kabupaten Nunukan, Kaharuddin Tokong mengatakan sekretarisnya yang menderita gagal ginjal itu telah dirujuk ke RSUD Tarakan, Jumat (13/05), sore.
Baca juga: Usai Lebaran105 Perusahaan di Nunukan Diduga Tidak Membayar THR, Disnakertrans: Belum Ada Laporan
"Beliau masuk RSUD Nunukan malam Jumat, sekira pukul 22.00 Wita. Pukul 09.00 Wita, saya dapat informasi bahwa pihak rumah sakit sarankan untuk dirujuk ke Tarakan, karena fungsi ginjal menurun. Sehingga harus dihemodialisa atau cuci darah," kata Kaharuddin Tokkong kepada TribunKaltara.com, Sabtu (14/05/2022), pukul 13.00 Wita.
Awalnya, kata Kaharuddin, Direktur Utama RSUD Nunukan, sempat menahan pasien agar tidak dirujuk ke RSUD Tarakan dengan alasan masih bisa menangani pasien cuci darah.
Perlu diketahui di Kabupaten Nunukan hanya satu dokter spesialis penyakit dalam bersertifikat HD.
Belum lama ini dokter yang bersangkutan telah dimutasi ke Rumah Sakit Pratama (RSP) Sebatik.
Meski begitu, informasi yang dihimpun SK penugasan dokter tersebut masih tetap di RSUD Nunukan.
"Sekira pukul 11.30 Wita, pihak keluarga pasien kembali temui dr Dulman (Dirut RSUD Nunukan) di Poli Kandungan. Beliau tetap yakin bisa tangani pasien," ucapnya.
Kaharuddin mengaku mulai gelisah, karena sampai pukul 13.30 Wita pasien tak kunjung dapatkan layanan Hemodialisa.
"Saya coba hubungi dr Rahma (spesialis penyakit dalam bersertifikat HD) via WA, beliau jawab bahwa SKnya di Sebatik. Beliau sarankan rujuk pasien ke Tarakan. Sekira pukul 14.00 Wita, pak Dirut telepon saya menyarankan supaya dirujuk saja ke Tarakan," ujarnya.
Sebelum pasien dirujuk ke Tarakan, istri pasien berkeinginan menemui dokter spesialis tersebut (dr Rahma).
Sayangnya, istri pasien tidak bertemu dengan dokter yang bersangkutan.
"Sekira pukul 15.09 Wita, istri pasien berusaha menemui dr Rahma, tapi tidak ketemu, yang ada hanya suami dokter. Lalu pukul 15.30 Wita, istri pasien kembali ke RSUD Nunukan, meminta pendapat keluarga apakah sepakat dirujuk. Akhirnya disepakati untuk dirujuk ke Tarakan," tutur Kaharuddin.
Dinilai Langgar Kode Etik Dokter, LSM Panjiku Minta Ketegasan Ketua IDI Nunukan