Pilpres 2024

Koalisi Bersatu ala Golkar, PAN, dan PPP Terbentuk, Ridwan Kamil Bahas Pilpres dengan Airlangga?

Ridwan Kamil mengungkapkan, publik merespons positif pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.

Editor: Amiruddin
Tribunnews/Chaerul Umam
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Minggu (15/5/2022) sore, di Rumah Dinas Widya Chandra, Jakarta Selatan. 

Termasuk Pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Indo Barometer, Muhammad Qodari yang ikut menanggapi Koalisi Bersatu ala Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP tersebut.

Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dan Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa.

Dalam kesempatan itu, sambil berpegangan tangan ketiganya pamer slogan 'Bersatu'.

"Kita ini bertiga dan 'Bersatu', koalisi mempererat persatuan untuk melanjutkan pembangunan, nah 'Bersatu' adalah beringin, surya alam, dan baitullah," kata Airlangga kepada wartawan, Kamis (12/5/2022) lalu.

Bertemunya ketiga pimpinan parpol ini mendapat catatan khusus dari pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi.

"Koalisi Bersatu Harapan Indonesia saat ini. Bersatunya Golkar dengan PAN dan PPP memberi harapan baru bagi terwujudnya Indonesia yang maju dan stabil," ujarnya, seperti dikutip, Sabtu (14/5/2022).

"Koalisi Bersatu bisa menjadi pilihan tepat untuk menyatukan pemilih yang pada pilpres (pemilihan presiden) 2019 terpolarisasi secara tajam," tambahnya.

Dilihat dari jumlah presentase suara, kata Robi, Koalisi Bersatu ini sudah memenuhi syarat untuk memiliki tiket pengajuan calon presiden dan calon wakil presiden pada 2024.

“Ini tentu langkah strategis yang cerdas. Golkar bersama PAN dan PPP bisa menjadi pemimpin koalisi untuk mengakomodir parpol dan kekuatan lainnya," kata Robi yang juga Kepala Pusat Penelitian Sekolah Pasca Sarjana Unas ini.

Menurutnya, dimulainya koalisi yang lebih awal ini juga memperlihatkan kepedulian Airlangga, Zulhas dan Suharso terhadap kestabilan politik.

"Langkah mereka patut diapresiasi karena memulai langkah untuk mencegah polarisasi tajam kalau pasangan Pilpres nanti hanya dua kandidat," ucap Robi.

Di tengah situasi ekonomi, politik dan keamanan global yang tidak stabil, lanjut dia, menguatkan kebutuhan akan pemimpin yang bisa menjadi stabilisator, yang mampu diterima berbagai pihak.

"Koalisi Bersatu bisa menjadi stabilisator," imbuhnya.

“Terkait yang akan diusungnya, koalisi ini diharapkan mengajukan "Capres Tengah" yang bisa menjadi stabilisator. Dunia sedang memerlukan pemimpin yang mengerti situasi keamanan dan ekonomi secara bersamaan untuk memastikan negaranya mampu bertahan melewati turbulensi global saat ini. Karena itu, kita perlu menghindari keadaan politik seperti yang terjadi di Malaysia, Myanmar dan beberapa negara di Timur Tengah sekarang," pungkas Robi yang juga Dosen Magister Politik Unas ini.

Baca juga: Siapa Azis Samual? Politisi Golkar yang Terseret dalam Kasus Penganiayaan Ketua KNPI Haris Pertama

Sekjen PAN: Tak Ada Inisiator Tunggal

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved