Soal Hepatitis Akut Misterius, Ini Penjelasan Plt Kepala Dinkes Tarakan Devi Ika Indriarti

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Kabar dugaan hepatitis akut misterius sudah masuk ke Kaltara tepatnya di Kabupaten Malinau.

Diketahui, seperti diberitakan sebelumnya, kasus probable hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya itu dialami oleh dua anak yang masih berusia 6 tahun dan 16 tahun di salah satu wilayah di Kabupaten Malinau seperti dalam pemberitaan media ini per tanggal 18 Mei 2022 kemarin.

Menyikapi kasus Hepatitis yang terjadi di Indonesia termasuk di Kaltara, dijelaskan dr Devi Ika Indriarti, Plt Kepala Dinkes Tarakan, ia meminta masyarakat mengikuti imbauan pemerintatah.

Baca juga: Hepatitis Akut Belum Terdeteksi di KabupatenTana Tidung, Pencegahan Ini yang Dilakukan Dinkes

Adapun imbauan itu juga dikeluarkan Kementerian Kesehatan sebagai bentuk pencegahan awal.

Di antaranya kata dr. Devi, mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih dan tidak bergantian alat makan.

“Kemudian menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” tegas dr. Devi.

Baca juga: Hepatitis Akut Misterius Terdeteksi di Kabupaten Malinau, Begini Tanggapan Walikota Tarakan Khairul 

Lebih jauh dr. Devi mengungkapkan, hepatitis akut misterius ini masih baru dan perlu adanya penelitian lebih lanjut.

“Saya menitipkan beberapa pesan kepada masyarakat Tarakan agar mengikuit imbauan pemerintah,” kata dr. Devi.

Ia juga meminta masyarakat jangan mudah untuk cepat percaya dengan isu hoax atau berita yang belum tentu benar.

“Termasuk isu hepatitis karena efek vaksin. Saya berharap masyarakat tidak mudah percaya berita yang sumbernya tidak jelas. Sehingga hal-hal ini justru memicu kepanikan masyarakat,” tegasnya.

Baca juga: Diduga 2 Anak Terdeteksi Hepatitis Akut Misterius di Malinau, Ini Gejala & Metode Pencegahannya

Ia melanjutkan, Dinas Kesehatan Kota Tarakan melalui tim surveilans sudah melakukan pemantauan kasus-kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) termasuk penyakit hepatitis misterius ini.

Dan lanjutnya, sosialisasi pencegahan kepada masyarakat sudah dilakukan melalui sosial media dengan melanjutkan imbauan dari Kementerian Kesehatan terkait upaya pencegahan.

(*)

Penulis: Andi Pausiah