Berita Tarakan Terkini
Begini Penampakan Uang Pecahan Rp 100 Ribu Diduga Palsu, Warga Rebutan Ingin Pegang
Sejumlah warga yang kebetulan sedang berbelanja di toko tersebut antusias berebutan memegang uang pecahan Rp 100 ribu diduga palsu.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Kedatangan media TribunKaltara.com ke Toko Anda Baru, untuk memastikan kebenaran informasi dugaan pecahan Rp 100 ribu yang diterima pemilik toko adalah palsu, langsung memancing pula warga yang kebetulan berbelanja di lokasi, Kamis (26/5/2022) siang tadi di Jalan KH Dewantara.
Sejumlah warga yang kebetulan sedang berbelanja di toko tersebut antusias berebutan memegang uang pecahan Rp 100 ribu diduga palsu.
Mereka ingin merasakan sendiri bagaimana bentuk uang diduga palsu tersebut. Seperti diakui Eka, perempuan yang kesehariannya berjualan di kios miliknya di Kelurahan Kampung Empat ini saat diminta membedakan pecahan uang diduga palsu tersebut, ia meyakini uang tersebut memang palsu.
Baca juga: Pemilik Toko Sembako di Tarakan Temukan Uang Pecahan Rp 100 Ribu Diduga Palsu, Begini Kronologisnya
Alasannya karena ia terbiasa sehari-hari berkutat menerima uang pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, sehingga bisa membedakan ketika menerima uang diduga palsu dari pembelinya.
“Kalau saya yang paling utama itu lihat benang emasnya. Kalau benang emasnya saya pegang juga,” ungkap Eka.
Baca juga: Kronologi Pemilik Warung Sembako di Tarakan Menemukan Uang Pecahan Rp 100 Ribu Diduga Palsu
Ia mencoba membandingkan dengan uang pecahan Rp 100 ribuan asli miliknya. Memang setelah dicek, perbedaannya secara kasat mata tak terlihat. Namun saat diraba, tampak benang pengaman atau benang emas yang familiar dikenal oleh warga berbeda. Jika di uang pecahan asli saat diraba terasa timbul dan di uang pecahan palsu Rp 100 ribu tidak timbul. Alias hanya terlihat seperti diprint biasa.
Kemudian lanjutnya dari sisi warna dan garis ukuran pecahan kertasnya. Menurutnya bagi orang tua yang sulit membedakan pasti bisa dikelabui.

“Kalau seperti kami kasat mata memegang saya bisa bedakan. Kalau lihat saja, saya lihat benang emasnya. Dari dulu kan saya penjual kan selalunya terima uang seperti itu, benang emasnya jelas,” urainya.
Ia mengakui sebelum-sebelumnya tidak pernah mengalami atau menerima uang palsu. Dengan kasus ini, menjadi pembelajaran sebagai penjual harus benar-benar jeli menerima uang dari pembeli. Apalagi penjual kios-kios kecil yang tidak memiliki alat mesin pengecek uang asli atau palsu.
Baca juga: Jelang Ramadan, Kasat Reskrim Polres Bulungan Iptu Khomaini Imbau Warga Waspada Peredaran Uang Palsu
“Belum pernah dapat uang palsu. Setelah pegang ini, saya terbantulah, bersyukur jadi tahu bisa bedakan. Harus betul-betul jeli, begitu juga uang Rp 50 ribu,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
berita Tarakan terkini
uang palsu
palsu
warga
Uang pecahan
toko
orang tua
pembeli
penjual
Pembelajaran
TribunKaltara.com
kaltara.tribunnews.com
Lanjut Dibangun, Kemenhub Izinkan Tukar Guling Lahan SDN 009, Siap Kelarkan Proses Administrasi |
![]() |
---|
KPU Usul Rp 39 Miliar, Ajukan Pembagian Anggaran Bersama Pemprov Kaltara |
![]() |
---|
Hari Ini Terakhir Deadline Pengosongan GTM Tarakan, Kuasa Hukum Pengelola Ajukan Pembatalan Pailit |
![]() |
---|
Enam Ranperda Disahkan Jadi Perda, Tiga Belum Rampung, Salah Satunya Pajak dan Retribusi |
![]() |
---|
Pemkot Tarakan tak Bisa Campuri Internal Pengelola GTM dan Kurator, Khairul Sarankan Duduk Bersama |
![]() |
---|