Berita Kaltara Terkini
PMK pada Hewan Ternak Bayang-bayangi Perayaan Idul Adha, Kepala Kanwil Kemenag Kaltara Pesan Ini
Penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang hewan ternak di sejumlah daerah di Indonesia. Kemunculan PMK pada hewan ternak menjadi perhatian semua pihak.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang hewan ternak di sejumlah daerah di Indonesia.
Penyakit ini kembali mewabah dan menyebabkan hewan ternak seperti sapi, kambing atau kerbau jatuh sakit, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Kemunculan PMK pada hewan ternak menjadi perhatian semua pihak, terlebih dalam satu bulan ke depan atau bulan Juli mendatang, umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban.
Baca juga: Antisipasi PMK Jelang Idul Adha, BKP Wilker Nunukan Perketat Prosedur Penerimaan Hewan Ternak
Kendati sampai saat ini di Kaltara belum ditemukan indikasi PMK pada ternak, pihak Kanwil Kemenag Kaltara tetap mewanti-wanti agar umat muslim dapat memilih hewan ternak dengan kondisi yang terbaik untuk berkurban.
Kepala Kanwil Kemenag Kaltara, Saifi Jamri, mengatakan memilih hewan kurban dalam kondisi yang sehat adalah syarat memilih kurban yang harus diikuti.
Baca juga: Daging Beku Malaysia yang Dibawa 2 Orang Asal Nunukan tak Lalui Karantina, Warga Diminta Waspada PMK
Pihaknya pun menganjurkan umat muslim juga dapat berkonsultasi dengan petugas di dinas terkait atau dokter hewan untuk memastikan hewan kurban yang dipilih adalah yang sehat.
"Ketika ada penyakit itu kalau masih bisa memilih yang sehat pilih yang sehat," kata Saifi Jamri, Rabu (1/6/2022).

"Jika tidak harus konsultasi dengan dinas terkait yang mengerti terkait dokter hewan," katanya.
Dirinya menjelaskan, keutamaan memilih hewan kurban yang sehat agar tidak menimbulkan dan menyebarkan penyakit kepada yang mengonsumsi.
Baca juga: 30 Sampel Hewan Ternak di Nunukan Negatif PMK, Balai Veteriner Banjarbaru Minta OPD Lakukan ini
Karena itu, pihaknya meminta agar umat muslim pada saat memilih hewan kurban nanti dapat memastikan kondisi kesehatannya.
"Jadi kalau tidak sehat untuk dikonsumsi diharapkan tidak dikurban, harus yang sehat yang dikonsumsi," ujarnya.
"Karena yang mengkhawatirkan jangan sampai penyakit itu bisa berpengaruh kepada yang mengonsumsi itu jangan sampai terjadi," ungkapnya.
(*)
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi