Kumpulan Pantun
Kumpulan Pantun Keren Bertema Keluarga yang Inspiratif, Penuh Makna Haru dan Keharmonisan
Keluarga menjadi tempat pulang paling berharga, setia dalam kondisi apapun. Berikut kumpulan pantun bertema keluarga yang bisa jadi ucapan
Tanah merah untuk batu bata
Jangan lupa gunakan air
Cintai anak tak ada ibu bapak
Agar pahalamu terus mengalir
Hujan badai membawa petir
Hujan gerimis membawa hatinya
Orang tuamu selalu menanti
Kunjungan doa dari keluarganya
Depan pagar ada kemangi
Kemangi subur hinggaplah lebah
Jika ibumu merestui
Hidupmu kan dipenuhi berkah
Daun bamboo saling berdesik
Batangnya menari-nari
Jika doa ibu berbisik
Hidupmu kan tentram abadi
Bangun pagi karena upacara
Berdiri di bawah pohon
Keluarga akan selalu ada
Di saat situasi tersulit apapun
Habis satu ada angka dua
Habis tiga ada empatnya
Keluarga Bahagia tujuan kita
Hidup Bahagia selamanya
Coba memanjat pohon manga
Tertangkap dihantam batu
Terimakasih untuk keluarga
Selalu hadir sepanjang waktu
Mulai ujian di hari selasa
Duduk bersila di samping guru
Jangan lupakan keluarga
Mereka selalu menunggumu
Di hutan bertemu kera
Si kera suka makan dobel
Jika lelah merasuk dada
Kembalilah ke rumah asal
Padi dipanen lahir kegembiraan
Habis triwulan memeras keringat
Pentingnya kerjasama di perkumpulan
Kejaan diraih silahturahmi dierat
Bunga mawar layu mati
Kupu–kupu sedang bersendu
Hujan badai kan dilalui
Dengan keluarga yang bersatu
Taman hijau sedap dipandang
Kumbang–kumbang senang sekali
Keluarga satu enak dipandang
Buat iri hati sekali
Jalan–jalan beli kecapi
Anak udang sembunyi di kali
Sungguh berbunga suasana hati
Melihat ayah datang dari Bali
Buku basah terkena hujan
Tulisan kabur sudah terlanjur
Janganlah kau terus melamun
Bapak ibumu datang berkunjung
Daun pisang bukan daun jati
Daun jati bergetah merah
Jika hatimu bersedih
Cepat datanglah ke rumah
Ambil keris sultan pun murka
Memotong pohon yang lara
Apa gerangan bermasam muka
Bertemu anak hilanglah lara
Kembang tebu di dedaunan
Di terpa angin bertebangan
Sayang ingat ibu berpesan
Sayang abah patuh ajaran
Sudah menanti cukup lama
Hanya termenung tanpa bicara
Sabar menjadi tiang utama
Dalam menuju keluarga Bahagia
Kincir angin dihidupkan
Bergerak kea rah selatan
Berusaha saling membahagiakan
Harap terbit dibibir senyuman
Telah datang hari raya
Tinggalkan dulu mimum jamu
Jika denganmu ia Bahagia
Sukar untunya meninggalkanmu
Hidup sendiri di dalam hutan
Makan minum di balik ilalang
Jika lelah jiwa badan
Bertemu keluarga terasa hilang
Sepuluh tahun hidup di luar
Berimajinasi pulang ke rumah
Betapa hati tak gelegar
Menunggu bunda datang ke rumah
Sarung baru dari malaka
Jangan lupa beli tasbihnya
Melihat tawa di ayah bunda
Senangnya hati tak terkira
Sedap malam di vas bunga
Bunga matahari tumbuh berseri
Sungguh senang hati bunda
Melihat kakak pulang kemari
Senja datang buat kue putu
Putu matang enak rasanya
Hari raya yang ditunggu
Lepas rindu dengan keluarga
Pergi belanja ke toko batik
Dijalan bertemu anak itik
Di balik sifat yang baik
Ada keluarga yang mendidik
Ada kerbau di danau
Sedang lelah dari sawah
Tak ada yang lebih risau
Daripada keluarga di rumah
Paman pulang dari Bali
Bawa buah tangan pie susu
Sejauh adik pergi berlari
Ada ibu yang selalu menunggu
Pulang ke desa bersama paman
Jangan lupa bawa buah tangan
Saat nenek beri ciuman
Anak cucu senyum-senyuman
Pergi ke ladang dengan tok dalang
Upin ipin ikut menanam
Ketika rasa sedihmu datang
Peluk ibu terasa meredam
Anak madura pergi ke Bali
Bawa barang sekarung jala
Selalu rindu berkumpul kembali
Saat jauh dari sanak saudara
Berkemeja rapi kumis tipis
Kemeja rapi warnanya merah
Takkan ada yang lebih harmonis
Jika bukan saudara di rumah
Ada ikan di dalam kotak
Ikan di kotak buatan ibu
Tolak ukur keluarga yang baik
Tercipta keharmonisan setiap waktu
Ada paku ada pula palu
Hendak memaku sebatang kayu
Kakak adik yang selalu ganggu
Akan merindu suatu waktu
Jalan–jalan dengan mesin waktu
Mesin waktu berwarna biru
Harmonis itu akan dirindu
Tuk bahagia setiap waktu
Ada gajah ada serigala
Sedang bersiap cari mangsa
Kebahagiaan harus dijaga
Agar keluarga damai Sentosa
Di piring ada roti brownies
Roti brownis buatan ibu
Tak ada yang paling romantis
Jika bukan ayah dan ibu
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/kumpulan-pantun-nasihat-bijak-teka-teki-270522.jpg)