Berita Tarakan Terkini
Tolak Keberadaan LGBT, Warga Tanjung Pasir Tarakan Lakukan Aksi Protes, Minta Pemilik Kos Didata
Menolak keberadaan LGBT di wilayahnya, warga Tanjung Pasir Kelurahan Mamburungan Kota Tarakan melakukan aksi protes minta pemilik kos didata.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
“Misalnya ambil contoh 2021 kemarin total kejadian ada tiga kali. Di tahun 2022 ini awal Januari ada sekali warga kami sudah punya anak dan suami dibawa kabur pelaku orang tomboy waktu tengah malam,” ujarnya.
Ada juga kasus dalam kondisi hamil perempuan yang menjadi warganya dibawa kabur. Dan saat ini begitu berpisah dengan pelaku diduga penyuka sesame jenis atau lesbian, dan sebelumnya juga berpisah dengan sang suami akhirnya si perempuan tersebut kini tinggal sendiri.
“Akhirnya melahirkan kasihan anaknya tidak ada yang urus. Ada orangnya di sini,” ujarnya.
Ia melanjutkan, pertemuan hari bahkan sebenarnya bukan rembuk melainkan demo atau aksi. Namun karena tidak memiliki izin menyampaikan aspirasi dan akhirnya sama-sama berembuk bersama mencari solusia.
“Dan masalah ini sudah kami sampaikan ke pihak kelurahan, ke pihak trantib, Babinsa dan Babinkamtibmas,” ujarnya.
Sedikit mengulas asal muasal pelaku diduga penyuka sesame jenis LGBT muncul di wilayah Tanjung Pasir, lokasinya ada berdiri perusahaan.
“Mereka awalnya cari kerja, dan setelah kerja bawalah juga pasangan diduga lesbi itu. Mereka cari kontrakan didaerah Tanjung Pasir. Apalagi di lokasi saya banyak kontrakan dan rumah kos dan begitulah muncul kelompok mereka,” urainya.
Kemudian muncullah kasus di 2017 sampai di 2022 ini semakin dinilai menjamur. Pernah kasus yang diingat Asrin, ada yang sampai dilaporkan ke Polsek Tarakan Timur.
“Malam kejadian kami laporkan. Malam-malam dijemput mobil patroli, dua-dua dibawa ke Polsek Timur. Di sana dimediasi kekeluargaan dan dikembalikan ke pihak keluarga,” ujarnya.
Baca juga: Disdukcapil Kaltara Pastikan Layani Administrasi Kependudukan untuk Transgender
Ia melanjutkan, ini jika dibiarkan akan terus berkembang. Kasus pertama seingat dia, ada istri seorang laki-laki yang merupakan warga Tanjung Pasir, dibawa selama berhari-hari oleh pelaku diduga penyuka sesame jenis (LGBT).
“Tidak pulang-pulang. Tahun-tahu didapat suaminya ternyata kumpul sama-sama perempuan itu. Sampai sekarang cerai. Dan ini dikeluhkan karena saya yang tangani saya mediasi,” ujarnya.
Tahun 2020 kemarin, muncul kasus lagi ada perempuan berstatus sebagai istri seseorang dibawa kabur oleh pelaku diduga sesame jenis. “Saya tangani lagi sama anak-anak muda di sini, kami pulangkan yang satu dibawa keluarganya ke Amal. Satunya dibawa ke Nunukan,” ujarnya.
Pernah pula ada kasus perkelahian ternyata setelah ditelusuri lagi-lagi penyebabnya saling berebut sesama perempuan. “Mereka bawa pisau berebut pasangan. Inilah yang mengkhawatirkan warga karena perkelahiannya cukup mengganggu,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah