Berita Tarakan Terkini
Kembali Papar Kinerja Hulu Migas Semester 1 2022, Negara Terima Pendapatan Setara Rp 140 Triliun
Kembali papar kinerja Hulu Migas Semester 1 2022, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto ungkap negara terima pendapatan Juni 2022 setara Rp 140 triliun.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas) kembali menggelar jumpa pers bersama awak media, Jumat (15/7/2022) secara virtual.
Kali ini mengusung topik Kinerja Hulu Migas Semester 1 Tahun 2022.
Dalam paparannya, Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas membeberkan untuk aktivitas utama Hulu Migas 2022, paling besar investasi ada di Eksplorasi sumur.
Ia membeberkan untuk kategori Eksplorasi di antaranya studi G&G realisasi Juni 2021 67 dan di Juni 2022 mencapai 75 atau ada 112 persen secara year on year.
Baca juga: Satpol PP Tarakan Tertibkan Baliho Kedaluwarsa, Kerap Temui Rombong dan Gerobak Ditinggal di Jalanan
Kemudian seismic 2D realisasi 1.917 di Juni 2021 dan di 2022 per Juni kemarin mencapai 666.
Begitu juga dengan sesimik 3D realisasi Juni 2021 mendapai 673 dan di Juni 2022 mencapai 46 persen.
“Kemudian untuk eksploration wells drilling untuk sumur realisasi 13 untuk Juni 2021 dan di 2022 mencapai 16 atau sekitar 123 persen,” sebutnya.
Kemudian untuk ekspolitasi, untuk kegiatan development wells drilling mencapai 187 persen dan workover mencapai 105 persen serta well service mencapai 131 persen secara year on year.
“Data ini sudah menyangkut perbandingan di Juni 2021 dan Juni 2022,” jelasnya.
Lebih jauh dijelaskan Dwi, di tahun 2022 dibanding 2021 keceluruhan terlihat pertumbuhannya.
Adapun untuk kegiatan pengeboran di Indonesia sempat jatuh di tahun 2017 karena harga minyak turun di tahun 2014 sebelumnya.
“Tren naik lagi ke atas dan di 2022 diterjang pandemic sampai ngedrop dan sekarang sudah mulai naik lagi. 2022 target naik. Terget ini sudah support para K3S dalam GO forum dan kami bikin komitmen dan ini akan jadi acuan ke depan,” urainya.
Kemudian selanjutnya, berbicara realisasi produksi minyak kata Dwi, dalam beberapa hal sempat terjadi kenaikan.
Jika melihat gambar produksi dari waktu ke watu, pemerintah menargetkan dan menetapkan 1 juta barel di tahun 2030.
Namun di 2021 effort sudah mulai terlihat akunya.
Meski di akhir 2021 kemarin sempat mengalami penurunan karena salah satunya ada pipa bergeser yang dilaporkan.
“Kami apresiasi kepada manajemen di lapangan karena saat problem di pipa saat itu produksi hanya 11 ribu barel per hari dan sekarang bisa terangkat menjadi 14 ribu barel per hari. Ini mendorong lapangan lain. Dan saat ini sedang on the way projectnya,” papar Dwi.
Baca juga: Tindaklanjuti Temuan Benda Antik, Disbudporapar Tarakan Siap Datangkan Tim Panilai Cagar Budaya
Kemudian menyinggung rencana proyek onstream 2022, proyek strategis nasional akhir bulan Juli atau memasuki awal Agustus, investasi untuk Jembatan Tiung Biru mencapai US$ 1,53 miliar.
Kemudian Indonesia Deepwater Depelopment investasi mencapai US$ 6,98 miliar sehingga total investasi US$ 37,21 miliar dengan total tambahan produksi 65.000 BOPD dan 3.484 MMSCFD.
“Total bagian negara dari usaha hulu migas hingga juni 2022 mencapai US$ 9,7 miliar atau 97,3 persen dari target APBN setara Rp 140 triliun,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah