Berita Tarakan Terkini
Tribun Kaltara-HIPMI Goes To School 2022, Usung Tema Millenial Cinta Rupiah, KPwBI Kaltara Pesan Ini
Usung tema Millenial Cinta Rupiah, KPwBI Kaltara beri pesan ini kepada peserta Tribun Kaltara-HIPMI Goes To School 2022.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Millenial Cinta Rupiah, menjadi tema yang diusung dalam kegiatan Tribun Kaltara-HIPMI Goes To School 2022 oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara.
Tema Millenial Cinta Rupiah ini dikatakan Bambang Irwanto, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, mewakili Kepala KPWBI Kaltara, Tedy Arief Budiman, Bank Indonesia mengungkapkan apresiasi karena berkesempatan berpartisipasi menyasar kalangan milenial.
Karena menurutnya generasi ini yang akan meneruskan kegiatan serupa terkhusus mengenai pengenalan rupiah.
“Kami sedikit memberikan pemahaman agar nantinya paham bagaimana cara mencintai, bangga dan paham terhadap rupiah,” ujarnya.
Baca juga: Puluhan Pelajar Antusias Ikuti Tribun Kaltara - HIPMI Goes To School 2022 di SMAN 1 Tarakan
Kegiatan ini salah satu hal yang bisa dilakukan agar bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat agar bisa mengenali kemudian naik ke tahap memahami dan selanjutnya bisa mencintai dan bangga terhadap penggunan mata uang rupiah.
“Kami sangat apresiasi kegiatan ini. Karena melalui forum seperti ini kita bisa bergerak sampai ke lapisan paling bawah dan terendah. Kalau hari ini kita menyasar milenial, kami datangi mengingatkan kembali bagaimana menggunakan dan memahami rupiah,” ujarnya.
Sementara itu, Yuniar Rahman Prabowo, Kepala Seksi Unit Pengelolaan Uang Rupiah KPwBI Provinsi Kaltara menyampaikan pula mengenai mata uang rupiah menggambarkan kedaulatan dan NKRI.
“Mata uang rupiah jadi satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia. Kasus Simpadan dan Ligitan , dua pulai Indonesia lepas karena di sana banyak menggunakan uang selain rupiah,” urainya.
Upaya yang dilakukan terhadap wilayah lainnya agar jangan sampai terulang kasus serupa, KPwBI Kaltara fokus pada wilayah Sebatik.
Di sana tak ditampik juga ada penggunaan mata uang selain uang rupiah.
“Satu pulau perbatasan ini, menjadi konsen BI Kaltara agar setiap bulan melakukan kegiatan dan memenuhi kebutuhan uang rupiah agar tidak terjadi kasus serupa,” ujarnya.
Selanjutnya berbicara mengenai memahami rupiah lanjutnya, didefinisikan paham terhadap penggunaan uang rupiah.
“Sebagai alat pembayaran sah, alat transaksi perekonomian atau berbelanja,” ujarnya.
Di kesempatan itu ia juga mengimbau kepada pelajar agar bisa menyampaikan kepad orangtua dalam berbelanja tidak panic buying. Seperti berkaca pada kasus stok migor beberapa bulan lalu yang sempat melambung naik harganya," ujarnya.
Baca juga: Satuan Elite TNI AL Komando Pasukan Katak Lakukan Terjun Payung, Penjelasan Danlantamal XIII Tarakan
“Itu karena hukum permintaan dan penawaran. Terjadi kelangkaan dan panik. Stok sedikit harga naik dan akhirnya menimbulkan inflasi. Jika adik-adik berbelanja sewajarnya saja, belanja yang dibutuhkan bukan yang diinginkan,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah