Berita Tarakan Terkini
Belum Ada Wacana Peremajaan Angkot, Kadishub Tarakan Beber Harus Pertimbangkan Kemampuan Operasional
Belum ada wacana peremajaan angkot, Kadishub Tarakan beber harus pertimbangkan kemampuan operasional.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Angkutan kota (angkot) konvensional saat ini masih beroperasi di Tarakan meski peminat mulai sepi.
Seperti diakui Arman, salah seorang supir angkot Tarakan.
Dibandingkan tahun 2000-an lalu, jumlah penumpang angkot Tarakan masih banyak.
Saat ini diakui Arman, penumpang begitu sepi karena rerata memiliki kendaraan sendiri ataupun juga beralih memilih menggunakan jasa angkutan online.
Baca juga: PLN Tarakan Janjikan Kompensasi di September, Beber Alasan tak Respons Permintaan Audiensi Mahasiswa
“Sehari itu kalau ada yang naik sudah disyukuri. Zamannya sudah beda. Jadi orang pada milih kredit motor daripada naik angkot,” ungkap Arman.
Ia juga tak bisa memprediksi sampai kapan angkot di Tarakan bisa bertahan. Namun ia percaya rezeki sudah terjatah sendiri.
Sementara itu, Kepal Dishub Kota Tarakan, Ahmady Burhan yang dikonfirmasi mengenai wacana peremajaan angkot konvensional mengakui itu akan menjadi catatan pihaknya untuk melakukan perbaikan.
“Angkutan kota dalam konteks angkot ini kan kondisinya posisinya mereka kadang beroperasi juga tidak ada penumpang sebagian ya. Nanti kami jadikan catatan untuk perbaikan,” beber Ahmady Burhan.
Ia menegaskan kembali, tidak semua pelaku atau pemilik angkot bisa dipaksakan untuk perbaikan karena mempetimbagkan kebutuhan oeprasional mereka yang terbatas.
“Kadang kita harus melihat kondisi pelaku usaha juga. Kita mewajibkan mereka misalnya peremajaan terkait keindahan kota,tapi kita juga harus memahami bahwa mereka harus mencari makan dan operasionalnya tidak menutupi,” ujar Ahmady Burhan.
Sehingga dalam hal ini harus perlahan mengambil kebijakan. Namun yang pasti, yang selama ini sudah dilakukan pihaknya di antaranya larangan menempel atau mrmasang tidak sesuai ketentuan kendaraan.
“Biasa kami lakukan peneguran. Saya kira, mereka masih beroperasi dan dibutuhkan masyarakat. Kalau berbicara tidak dibutuhkan, buktinya ada saja yang naik. Memang kita serba salah kita tidak mungkin menghalangi orang mencari makan,” ucapnya.
Sehingga saat ini kebijakan yang diambil adalah mencoba mengatur tanpa menimbulkan kegaduhan dan keresahan.
Berkaitan misalnya ada laporan amsyarakat terhadap oknum supir angkot yang menurunkan dan menaikkan mendadak penumpang dan rawan kecelakaan lanjut Ahmady, itu menjadi tugas pihaknya dalam melakukan pembinaan.
“Termasuk imbauan supaya tertib berlalu lintas. Pada prinsipnya Pak Wali bersepakat melayani masyarakat tanpa menimbulkan kegaduhan jangan sampai kami keburu mengambil solusi ternyata menimbulkan kegaduhan,” ujarnya.
Baca juga: BEM Univeritas Borneo Tarakan Suarakan 3 Tuntutan, Sempat Minta Audiensi ke PLN Tapi Tak Direspons
Ia mencontohkan kebijakan satu arah yang kini diterapkan di depan Stadion Datu Adil adalah hasil kajian yang melibatkan ahli dan sudah melakukan survei sampai testimoni melibatkan ojol salah satunya.
“Yang terbaik sudah diupayakan. Memang ada pro kontra di masyarakat. Tapi perlu diingat, keputusan yang diambil pemkot itu yang terbaik dan banyak yang mendukung. Banyak tim dilibatkan termasuk polantas LLAJ, dan sudah ada edukasi komunikasi sebelumnya sehingga akhirnya bisa mengambil keputusan terbaik untuk masyarakat,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah