Berita Nunukan Terkini

Cerita Nakes di Perbatasan, Pernah Rujuk Pasien ke RSUD Nunukan Meski Hadapi Cuaca Ekstrem di Lautan

Cerita tenaga kesehatan atau Nakes di daerah perbatasan, pernah rujuk pasien ke RSUD Nunukan meski hadapi cuaca ekstrem di lautan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
(HO/ Kristina)
Persiapan pasien dirujuk ke RSUD Malinau, belum lama ini. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kristina Karolina seorang perawat di Puskesmas Sembakung Atulai, Kabupaten Nunukan menceritakan perjuangan Nakes di perbatasan.

Sebagai seorang Nakes yang sudah mengabdi 17 tahun di perbatasan, banyak pengalaman suka maupun duka yang dialami oleh Kristina.

Tamat Sekolah Perawat Kesehatan (sederajat SMA) di Maumere Nusa Tenggara Timur (NTT), tahun 2002, Kristina sempat bekerja di sebuah apotek di Nunukan.

Lalu tahun 2004 dia mengikuti tes CPNS dan dinyatakan lolos. Akhirnya mengabdi sebagai perawat di Puskesmas pembantu (Pustu), Desa Pulau Keras, Kecamatan Sembakung Atulai.

Baca juga: BPJAMSOSTEK Tarakan Teken MoU dengan Kejaksaan Negeri Nunukan

"Dulu sendiri jadi perawat di Pustu. Belum ada Hp, karena jaringan juga susah. Sehingga konsultasi ke dokter jadi susah juga. Tahun 2012 pemekaran Sembakung Atulai baru ada Puskesmasnya tahun 2013," kata Kristina Karolina kepada TribunKaltara.com, Jumat (19/08/2022), pukul 14.00 Wita.

Empat tahun setelah ada Puskesmas baru mulai ada jalan darat dari Pulau Keras ke Desa Atap yang merupakan kecamatan induk.

"Dulu dari hulu Pulau Keras ke kecamatan induk 3 jam lewat sungai. Sementara dari hilir hanya 1-2 jam, karena ikut arus sungai," ucapnya.

Kristina menuturkan saat ia dipindahkan tugas ke Puskesmas Sembakung Atulai di kecamatan induk baru ada sedikit perubahan yang dirasakan.

Meski begitu, Kristina menyampaikan hingga sekarang ini kendala lain yang masih dihadapi Puskesmas di tempatnya adalah kekurangan sumber daya Nakes dan minimnya alat penunjang layanan kesehatan.

Ia menyebut sekira 22 Nakes baik bidan maupun perawat yang ada di Puskesmas maupun di Pustu.

Sementara di tempatnya ada 10 desa yang harus diberikan layanan kesehatan.

"Untuk kami yang perawat hanya lima orang. Sebenarnya lima orang di Pustu. Tapi karena di Puskesmas hanya dua orang, jadi ditarik tiga orang untuk bantu piket jaga di UGD," ujarnya.

Dokter umum di Puskesmas Sembakung Atulai kata Kristina hanya satu orang. Begitupun dokter gigi.

Belum lagi dokter umum tinggalnya jauh di Desa Mansalong sehingga tidak bisa siaga di Puskesmas.

Baca juga: 8 Speedboat Reguler Rute Nunukan-Tarakan Dijadwalkan Berangkat Hari Ini, Jumat 19 Agustus 2022

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved