Berita Nunukan Terkini

Cerita Nakes di Perbatasan, Pernah Rujuk Pasien ke RSUD Nunukan Meski Hadapi Cuaca Ekstrem di Lautan

Cerita tenaga kesehatan atau Nakes di daerah perbatasan, pernah rujuk pasien ke RSUD Nunukan meski hadapi cuaca ekstrem di lautan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
(HO/ Kristina)
Persiapan pasien dirujuk ke RSUD Malinau, belum lama ini. 

Kristin mengaku ia dan rekan Nakes lainnya sering mendapat omelan baik dari pasien maupun keluarganya.

"Waktu pandemi ada pasien TBC yang dirawat. Sementara saat itu oksigen habis. Kami berharap dari Nunukan tapi di sana kekurangan juga. Setelah dapat kabar bahwa ada pengisian tabung oksigen di RSUD Malinau, akhirnya kami memilih ke sana," ungkapnya.

Lama perjalanan darat dari Sembakung Atulai ke Malinau hanya 1 jam. Sedangkan Sembakung Atulai ke Nunukan hampir enam jam.

Hal itu yang membuat Nakes lebih memilih merujuk pasien dari Puskesmas Sembakung Atulai ke RSUD Malinau.

"Jalan darat dari Sembakung Atulai ke Sei Ular memakan waktu lima jam. Lanjut laut dari Sei Ular ke Nunukan sekira 30 menit. Itu naik speedboat," tambah Kristin.

Namun pada akhir 2021, RSUD Malinau untuk kedua kalinya membatasi pasien dari Puskesmas Sembakung Atulai.

Sehingga Nakes di Puskesmas Sembakung Atulai tak ada pilihan lagi selain merujuk pasien ke RSUD Nunukan.

"Alasan manajemen RSUD Malinau saat itu, dokter bedah tidak ada. Begitu juga anestesi. Selama 4-5 bulan pasien kebidanan, patologi, tekanan tinggi, pendarahan, itu dirujuk ke RSUD Nunukan. Bahkan hingga tengah malam," imbuh Kristina.

Meski cuaca sedang hujan lebat dan ombak laut tinggi, Kristina katakan Nakes tidak bisa menolak saat ada pasien darurat yang harus dirujuk ke RSUD Nunukan.

"Kalau sudah begitu, Nakes dan pasien begitu tiba di Pelabuhan Liem Hie Djung basah kuyup. Bahkan Nakes ada yang muntah karena mabuk," terangnya.

Dia berharap ada upaya pemerintah daerah untuk menambah sumber daya Nakes di Puskesmas Sembakung Atulai. Bagaimana tidak, satu perawat harus siaga 24 jam tiap harinya.

Tak hanya itu, peningkatan kualitas Nakes juga harus jadi atensi pemerintah daerah melalui berbagai pelatihan.

Lantaran lebih banyak waktu perawat dan bidan melakukan tindakan penanganan tanpa ada dokter di tempat.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Kaltara Hari Ini, BMKG Nunukan: Pulau Sebatik Cerah Berawan Siang Hingga Malam

"Minimal ada dua dokter umum. Perawat harus ditambah, minimal 8 perawat yang siaga. Sekarang ini satu perawat siaga 24 jam. Kalau pasien gawat minta bantuan teman. Ada juga Nakes di UGD dia sudah pegang program, tapi harus turun juga ke lapangan," jelas Kristina.

Selain itu, kebutuhan alat penunjang layanan kesehatan pada tiap Puskesmas yang ada di perbatasan juga harus jadi perhatian.

"Alat nebulizer, kasian pasien harus dirujuk ke RSUD Malinau. Keadaan cool chain tempat simpan vaksin sudah rusak sejak Februari 2021..Selama pelaksanaan vaksinasi kadang sehari 2 kali ke Puskesmas Mansalong," pungkas Kristina.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved